TERKAIT kunjungan tim Forum CSR Lampung (FCL)
bersama Bappeda Provinsi Lampung dalam agenda rapat membahas perkembangan dan
evaluasi LCA 2017, PT Nestle Indonesia Panjang Factory memaparkan Kemitraan
Berkesinambungan dalam menciptakan Manfaat Bersama.
Produk Necafe mulai
diproduksi di Indonesia, tepatnya di PT Nestle Indonesia Panjang Factory di
Lampung pada 1978. Nescafe adalah salah satu merek kopi terbesar di dunia yang
telah dinikmati oleh begitu banyak konsumen. Lampung merupakan wilayah
penghasil biji kopi robusta terbesar di Indonesia, dan pabrik kami di
panjang memproduksi Nescafe untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.
Dalam menyeleksi biji kopi dari hasil panen
wilayah setempat, selalu mengutamakan rasa sebagai kriteria utama. Pada
masa-masa awal operasional Pabrik Panjang, para spesialis pencicip kopi kami
menggunakan keahlian mereka untuk menyeleksi contoh biji kopi yang diserahkan
oleh para pedagang kopi dan hanya menerima biji kopi yang memenuhi standar rasa
Nescafe yang begitu tinggi.
Selama periode itu, telah terbentuk sebuah
persepsi di antara para pedagang bahwa biji kopi yang baik hanya ditentukan
oleh kualitas fisik atau rupa dari biji kopi itu sendiri.
Pada awal 90an, Pabrik Panjang mulai
melakukan pelatihan coffee tasting bagi para pedagang kopi setempat untuk
menanamkan pengertian kepada mereka tentang pentingnya rasa dalam produksi
kopi. Kegagalan dalam memberikan rasa yang optimal umumnya disebabkan oleh
pengelolaan biji kopi yang kurang baik pasca panen. Pabrik Panjang kemudian ditunjuk oleh Grup
Nestlé sebagai pusat “Kendali Mutu Pra-pengiriman” untuk biji kopi ekspor asal
Indonesia yang digunakan oleh beberapa pabrik Nescafe di seluruh
dunia.
Pada 1994, Nestle
Indonesia memutuskan untuk bekerja sama langsung dengan para petani kopi lokal
untuk mendapatkan kualitas rasa yang tepat dan baik. Inisiatif ini dimulai
dengan mendirikan sebuah tim yang berdedikasi penuh, yaitu Departemen Agriservice.
Para ahli kami dalam hal pengelolaan biji kopi bekerja dengan para petani kopi
di Pekon Ngarip Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus,
memperkenalkan teknik-teknik terbaik dalam hal pengelolaan panen dan pasca
panen.
Dengan begitu banyaknya petani yang antusias
mengikuti kegiatan ini, jumlah panen per hektar pun meningkat dua kali lipat.
Selain itu, melalui pengelolaan pasca panen yang baik, biji-biji kopi yang
dihasilkan juga memiliki profil "cup taste" yang jauh lebih baik.
Kelompok-kelompok petani juga diberikan pelatihan untuk mengevaluasi kualitas
dari produk mereka, yang pada akhirnya memungkinkan konsumen untuk menikmati
kopi berkualitas tinggi di pasar.
Sebagai upaya membantu mewujudkan
kesinambungan produksi kopi Indonesia (Sustainable Coffee Production), sejak
2000, Nestlé juga telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember untuk mencari dan menyeleksi
bibit kopi unggul melalui teknologi Genetic Mapping, yaitu sebuah teknologi
yang dapat mempercepat proses penemuan bibit kopi unggul.
Selanjutnya, Nestlé
juga menghibahkan teknologi Kultur Jaringan (Somatic Embryogenesis ) yaitu
teknologi untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah besar dalam waktu relatif
singkat, di mana bibit yang dihasilkan akan memiliki karakteristik yang sama
dengan induknya.
Pada 2008, Menteri Pertanian meresmikan Pusat
Somatic Embryogenesis kakao pertama di Indonesia hasil kerja sama alih
teknologi dari Nestlé R&D Centre di Tours, Perancis. Oleh Puslitkoka,
teknologi Somatic Embryogenesis telah digunakan untuk mempercepat proses revitalisasi
tanaman kakao rakyat agar produksi kakao Indonesia tetap terjaga di tahun-tahun
mendatang.
Upaya-upaya ini merupakan sebuah kemitraan
yang saling menguntungkan untuk menciptakan manfaat bersama bagi Nestlé dan
para petani kopi, yang juga membantu meningkatkan kualitas hidup keluarga
mereka.
Dalam proses perjalanannya petani kopi di
Lampung terus ikut berperan dalam membangun kualitas produk kopi Nescafe. Hal
itu dilakukan melalui beragam kegiatan pelatihan seperti peremajaan tanaman
kopi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik budidaya kopi
robusta yang berkelaniutan, penanganan tanaman sebelum dan sesudah panen.
Selain itu, peningkatan pengetahuan mengenai
mata rantai biji kopi termasuk pemasarannya, serta membantu para petani kopi
untuk mendapatkan akses fasilitas pembiayaan dari bank.
Dengan bantuan teknis maupun frnansial untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, Nestle ingin membuka
kesempatan bagi para petani kopi untuk ikut bersaing di pasar kopi nasional dan
global, hingga pada akhirnya dapat turut meningkatkan kesejahteraan mereka dan
keluarganya.
Kemudian, selain aspek teknis, akses
finansial juga penting agar para petani kopi memiliki keunggulan kompetitif di
tengah berkembangnya industri kopi di lndonesia.
Nestle saat ini
tengah mengembangkan model financial ecosystem yang kami harapkan dapat
berkembang dalam skala yang lebih besar melalui keria sama dengan pemerintah
untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian bekerjasama dengan
Bank BTPN dan Rabo Bank .
Pencapaiannya saat ini, Kemitraan
Nestlé Indonesia kini telah menjangkau sekitar 20.000 petani, dan lebih dari
18.000 di antaranya telah memperoleh validasi 4C (Common Code for the Coffee
Community), sebuah standar yang disusun oleh 4C Association yang mencakup
berbagai aspek dalam pertanian kopi berkelanjutan.
Selanjutnya PT Nestle
Indonesia, tahun 2017 telah menandatangani nota kesepakatan dengan
Pemerintah Provinsi Lampung dalam pemberdayaan petani kopi Lampung dengan
mencantumkan logo khas daerah Lampung yaitu Siger Lampung pada kemasan kopi
Nescafe Classic.
Hal itu dilakukan agar kopi Lampung jenis
robusta semakin terkenal dan mendunia dengan ditampilkannya logo Siger Lampung
pada kemasan produk kopi Nescafe Classic. Saat ini sebagai salah satu produsen kopi terkenal,
pabrik kopi Nescafe di Panjang, Kota Bandar Lampung telah menggunakan 100
persen biji kopi robusta pilihan asal Lampung. (Tim)
0 komentar:
Posting Komentar