Kamis, 02 Agustus 2018

Belajar dari Mangunan Bantul

YOGYAKARTA - Destinasi wisata Seribu Batu Songgo Langit Yogyakarta merupakan salah satu destinasi yang dikunjungi oleh tim TP4K, KWT dan Pengelola HKM Lampung yang difasilitasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, selain peternakan ayam jawa super dan itik.

Perjalanan akhir Juli 2018 lalu memberikan kesan mendalam dan pembelajaran tentang pelestarian alam yang menghasilkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara berimbang.

Destinasi wisata yang berlokasi di Dusun Sukareme, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Yogyakarta tersebut, awalnya merupakan daerah tandus tanah kering yang oleh Dinas Kehutanan Bantul diubah jadi kawasan hutan pinus dengan ditanami mahoni, akasia, kemiri dan kayu putih. Tetapi masih jadi kendala karena masalah pengawasan, sehingga pemanfaatannya kurang maksimal.

Sebagai solusinya pemerintah menggandeng masyarakat dalam pengelolaannya. Untuk memaksimalkan keterlibatan masyarakat dalam menjaga pelestarian hutan, penduduk setempat diberi kesempatan untuk membuat area menjadi kawasan wisata dengan tetap mentaati ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

Area hutan seluas 29 Ha itu kemudian dikelola swadaya oleh 9 kelompok masyarakat yang setiap kelompok rata-rata beranggotakan 50 sampai dengan 60 warga.

Songgo Langit misalnya, dimanfaatkan oleh kelompok dengan anggota 50 orang. Pada awalnya anggota masing-masing iuran Rp 350 ribu/orang. Setelah 2 tahun masyarakat sudah menerima pengembalian modal mereka.

Dengan harga tiket masuk yg hanya 2500 per orang, kawasan Wisata Seribu Batu Songgo Langit, Pinusan dan sekitarnya mampu menyedot banysk kunjungan wisatawan. Bukan saja hutan tetap terjaga lestari tanpa penebangan liar, tolok ukur keberhasilan juga terlihat dari penghasilan satu tahun bisa mencapai Rp 4-6 miliar. Perolejan itu 25% menjadi PAD pemerintah, 5% koperasi dan 70% ke masyarakat termasuk untuk perawatan dan pengembangan objek wisata. Selain itu masyarakat juga mendapat penghasilan tambahan dengan bekerja atau berjualan disana dan mendapat tabungan dari koperasi yang didirikan.

Saat ini mereka bisa mendapat tambahan penghasilan Rp 50 ribu/hari dengan menjaga pintu masuk atau kebersihan. Itu diluar usaha warung atau berjualan di kawasan dan hanya anggota kelompok yang boleh berjualan disana.

Destinasi Wisata Hutan Pinus Seribu Batu Songgo Langit Yogyakarta dapat menjadi peluang untuk bisa diterapkan di Lampung. Luas hutan pinus di Yogyakarta hanya 19.100 hektar dengan 42 kelompok masyarakat,  sementara Lampung memiliki 1.004.735 hektar.

Dari total luas hutan yang dikuasai DIY, 4000 diantaranya merupakan tanaman kayu putih dari seluas itu diperoleh hasil dari minyak kayu putih sebesar Rp 8 - 9 miliar per tahun. Jika dilihat dari total luas hutan Jogja, tentu Lampung memiliki peluang yang lebih besar. Selain luas hutan yang lebih luas, keindahan alam yang dimiliki juga bisa sebagai potensi yang besar jika dikelola dengan serius dan komitmen kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sekitar, apalagi jika diiringi kiprah CSR perusahaan dan pendampingan akademisi. Tentu hasilnya akan wow. (tim)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;