PESAWARAN - Event tahunan Festival Pahawang 2018 kembali digelar ditahun ini. Dengan mengusung tema Festival Pahawang Ecotourism, Pahawang Sejuta Pesona, kegiatan yang telah rutin setiap tahun sejak 3 tahun terakhir tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekomian masyarakat melalui pariwisata tanpa mengabaikan pelestarian lingkungan.
Berbagai Event suksea dilaksanakan seperti transpalantasi terumbu karang, Tour De Wayang, Jest Ski Air, Fun Bike dan berbagai hiburan bagi para tamu undangan dan masyarakat hadir lebih dari 1700 orang.
Forum CSR Lampung yang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir aktif ikut mendukung keberlanjutan Pahawang melalui Program CSR juga aktif menggandeng perusahaan-perusahaan yang tergabung di Forum CSR Lampung.
Turut hadir Bupati Pesawaran Dendi Romadhona yang mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi partisipasi Forum CSR Lampung untuk pahawang.
Dalam festival tahun ini dukungan tersebut berasal dari berbagai perusahaan anggota Forum CSR Lampung antara lain IPC Panjang, Wongcoco, Bukit Asam, Nestle Pabrik Panjang, Danone Aqua, Coca cola Amatil Indonesia, Fajar Agung dan perhotelan.
"Apapun bentuk dukungan yang diberikan oleh perusahaan anggota Forum CSR terhadap Pahawang Ecotourism sangat berarti dan terimakasih untuk semua Perusahaan uang ikut mendukung kegiatan ini" kata Ketua Forum CSR Lampung, Saptarini.
Diselenggarakannya event festival yg rutin digelar di Pahawang bukan hanya membantu promosi, namun juga akan menggerakkan semangat komunitas lokal untuk terus menumbuhkan kreatifitasnya untuk menjaring wisatawan dan sekaligus mengingatkan utk menjaga pelestarian lingkungan termasuk laut dan terumbu karangnya.
Bila alam dan laut rusak maka masyarakat juga akan kehilangan sumber mata pencaharian utamanya. Pahawang masih membutuhkan banyak upaya dn dukungan untuk mewujudkan ekowisata yang sebenarnya.
Suatu objek wisata dikatakan sebagai Ekowisata atau ekoturisme jika kegiatan pariwisata yang disuguhkan disana berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Dalam mewujudkannya adalah proses yang membutuhkan perencanaan.
"Karena itu tidak cukup hanya pemerintah dan masyarakat, namun peran akademisi juga sangat dinantikan. Pemetaan, penelitian dan pendampingan akademisi akan membantu supaya pencapaian pahawang sebagai ekowisata bisa tercapai," ujar Saptarini yg juga merupakan ketua pusat study CSR UBL tersebut. (*)
0 komentar:
Posting Komentar