Jumat, 09 Juni 2017 0 komentar

The Best Support Media FCL 😃😃


Rabu, 31 Mei 2017 0 komentar

Support Media (part 1)

Surat Kabar Harian Lampung Post (Edisi Cetak)

http://forumcsrlampung.blogspot.co.id/2017/05/ccai-dorong-semangat-pahawang-pesona.html

http://www.jejamo.com/rayakan-tahun-ke-25-beroperasi-di-indonesia-coca-cola-amatil-indonesia-bersih-bersih-di-pahawang.html

http://www.jejamo.com/pahawang-pesona-sejuta-warna-saat-ibu-rumah-tangga-belajar-masak-ikan-dari-chef-profesional.html

0 komentar

Kolaborasi Kompak Wujudkan Pahawang Pesona Sejuta Warna

Kolaborasi Kompak Wujudkan Pahawang Pesona Sejuta Warna

BERANGKAT dari ketenaran Pahawang salah satu destinasi pariwisata Lampung yang sudah dikenal para pelancong atau wisatawan baik domestik hingga internasional. Tidak jarang Pahawang yang merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran ini, sering muncul diberbagai media mulai dari cetak hingga online.  

Namun, dibalik ketenaran Pahawang ternyata masih belum memberikan feed back manfaat untuk masyarakat sekitar. Silih bergantinya para turis yang datang, tidak sejalan dengan kesejahteraan masyarakatnya dan terjaganya keberlangsungan ekosistem lautnya. 

Hal inilah yang menjadi latar belakang Forum CSR Lampung berkerjasama dengan instansi baik pemerintah, perusahaan dan akademisi mewujudkan Pahawang Pesona Sejuta Warna.  

Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini mengatakan, "Kegiatan Pahawang Pesona Sejuta Warna ini merupakan langkah awal untuk memberikan warna baru untuk Pahawang dengan tujuan besarnya untuk meningkatkan produktifitas masyarakatnya sampai menjaga alamnya yang indah,"jelas Saptarini. 

Ia melanjutkan, tentunya dalam mewujudkan hal tersebut tidak bisa hanya satu pihak yang bergerak. Tentunya secara keberlangsungan dan bersama-sama.

Seperti dalam kegiatan Pahawang Pesona Sejuta Warna kali ini, tentunya selain dari Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemkab Pesawaran juga turut menggandeng beberapa perusahaan besar lebih dari 32 perusahaan, seperti
Coca Cola Indonesia, Pelindo, Jotun, Wong Coco, Penamart, Nestle,  YLS, UBL, Unila, Gentiaras, Whizz, Yunna Hotel, Swiss bel, Rs Advent, BPJS, YPGL dan masih banyak lagi. Untuk asosiasi ada Kamar Dagang Industri (KADIN) Lampung,  IHGMA, Rumah Inggris, Forkapel, Pajero Indonesia dan Akademisi ada dari Unila dan UBL. 

"Dari masing-masing perusahaan dan instansi akan memiliki perannya tersendiri untuk wujudkan mimpi besar Pahawang Pesona Sejuta Warna,"harap Rini.

Berbagai kegiatan inspiratif juga akan dilaksanakan, seperti Beach Clean Up Pahawang dari Pemprov Lampung, Pemkab Pesawaran, Bappeda Pesawaran dan Akademisi Unila dan UBL. 

Pengecetan 25 rumah dan dermaga oleh Seniman Mural (Seni pengecetan di media tembok) untuk rumah-rumah warga dari CCAI, Food Festival Ikan Pariwisata Pahawang yang akan disajikan oleh Chef Profesional Hotel di Lampung dan Hospitality dari IHGMA yaitu Yunna Hotel dan Whiz Hotel, Hospitality dari Swiss-Belhotel Lampung, Tulis surat  untuk Presiden RI dari anak pulau Pahawang dari pusat ATK Penamart, Konservasi lingkungan mulai dari penghijauan,  terumbu karang sampai mangrove dari Pelindo dan PT Natura Perkasa Aroma, Pengecekan kesehatan gratis dari RS Graha Husada dan RS Advent.

Dan, untuk masyarakat sekitar nantinya dari Rumah Inggris akan mencoba mengajari anak pulau belajar aktif berbahasa inggris. Untuk masyarakat juga akan dapat ilmu hospitality dari IHGMA, agar bisa menjamu turis yang datang ke Pahawang. Ditambah lagi dari akademisi juga akan memberikan strategi sebagai UKM yang hadir di lokasi destinasi pariwisata.

"Harapan kami, semoga kegiatan pertama Pahawang Pesona Sejuta Warna dapat terus berjalan secara berkelanjutan. Ibaratnya ini gong pertama sebagai wadahnya, untuk semua pihak yang ingin partisipasi kami sangat terbuka untuk ide demi memperindah Pahawang, "harapnya. 

Selanjutnya dukungan penuh juga hadir dari government atau pemerintahan. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiharto mengatakan, "Terima kasih untuk FCL yang sudah menjadi lokomotif dengan mengajak perusahaan - perusahaan berkerjasama perduli dengan Pahawang,"jelasnya. 

Pahawang saat ini memang masih menjadi destinasi pilihan untuk para wisatawan baik domestik dan internasional karena keindahan lautnya. Namun,  hal ini akan hanya jadi sejarah kalau tidak bersama merawatnya dan memberdayakan masyarakat sekitarnya. 

"Pengunjung Pahawang tercatat saat weekend bisa mencapai 5.000 wisatawan, kalau kondisi ini tidak dimaksimalkan dengan kesiapan masyarakatnya maka tidak akan berdampak membantu perekonomian mereka,"jelasnya. Ditambah lagi,  target tahun 2017, dapat kenaikan sampai 30 persen dari total sebelumnya ditahun 2016 wisatawan macanegara 155 ribu dan 7,5 juta wisatawan domestik.

Maka dengan adanya kegiatan seperti ini,  dari pihak pemerintah, perusahaan, akademisi dan masyarakat bisa saling komunikasi apa saja yang dapat dilakukan dan kendala untuk memakmurkan dan berdayakan penghuni para pulau Pahawang. (Tim)

------------------------@---------------------
CSR Forum Lampung kembali mengajak bapak/ibu/abang/ses 

untuk melanjutkan rangkaian semangat

mewujudkan keberlanjutan destinasi wisata pahawang. Sebagai lokomotif wisata unggulan di Lampung.

Sebagai rangkaian program Pahawang Sejuta Warna

Kali ini , FCL bersama Dinas Pariwisata Provinsi, Pemkab Pesawaran, Kadin, CCAI, UBL, YLS,  didukung Jotun, YPGL, Penamart dll, pada tgl 23 Mei 2017 akan menggelar kegiatan sbb

Selasa, 23 Mei 2017  start jam 08.00

1. Langsung nyebrang ke pahawang kita bantu beresin pengecetan rumah warga menuju semangat  pesona sejuta warna..

2. Penyerahan bantuan peralatan kebersihan

3. Buatin model lubang resapan pembuangan limbah rumah tangga disekitar rumah. Agar tdk dibuang langsung kelaut

4. FGD pariwisata lampung

5. Pelayanan kesehatan

6.penanaman pohon FCL ke 250 di pahawang dlm rangka hari keanekaragaman hayati sedunia

7. Menikmat ikan yg diolah oleh ibu ibu binaan chef hotel di lampung.

8. Kompilasi musik akustik bambu 25 menit live

9. Pembagian 250 alat tulis dan menulis surat ke.presiden

10.Makan siang...acara bebas...ayo snorkling lagi.

Dispar provinsi sudah siyapkan 150 kaos.. 💃🏼

Makanan siyaappp.. 

Musik siyapp...

kapal siyaapp..

-----------------------------------------------
Link Media Online :
http://www.jejamo.com/forum-csr-lampung-kolaborasi-wujudkan-pahawang-pesona-sejuta-warna.html

http://www.jejamo.com/pahawang-pesona-sejuta-warna-saat-ibu-rumah-tangga-belajar-masak-ikan-dari-chef-profesional.html

Note : on progress up media lainnya

Selasa, 30 Mei 2017 0 komentar

CCAI Dorong Semangat Pahawang Pesona Sejuta Warna dengan Clean Up Day

LAMPUNG - Senin 22 Mei 2017, Beroperasi selama 25 tahun di Indonesia, Coca-Cola Amatil Indonesia berupaya untuk terus bertumbuh dengan masyarakat dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, melalui kegiatan bersih-bersih lingkungan atau City Clean-up.

Di Pulau Pahawang bertepatan dengan peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional dengan tema “Biodiversity for Sustainable Development” atau “Keanekagaraman Hayati untuk Pembangunan Berkelanjutan”.

Tema ini merefleksikan pentingnya upaya-upaya dilakukan disemua tingkatan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) sebagai bagian dari Agenda Pembangunan Pasca 2015 (United Nation Post 2015 Development Agenda) dan keterkaitan keanekargaman hayati untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Coca-Cola Amatil Indonesia bekerjasama dengan Forum CSR Lampung Kadin Provinsi Lampung UNILA , Dinas Parawisata Provinsi dan Kabupaten Pesawaran serta melibatkan 25 komunitas di Lampung mendorong semangat PAHAWANG PESONA SEJUTA WARNA  kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 22 – 23 Mei 2017 mulai dari aksi Pahawang beach clean up  bersama warga ketapang yang terbagi dalam 25 kelompok kerja, MIT pendampingan bisnis dan penataan outlet untuk 25 outlet / warung pelaku usaha disekitar kawasan wisata pahawang dan ketapang oleh karyawan CCAI, penempatan sarana kebersihan 25 tong sampah di kawasan wisata, pengecetan 25 rumah warga menuju PAHAWANG PESONA SEJUTA WARNA,  Penanaman 25 batang pohon melengkapi 250 pohon yang telah ditanam dikawasan wisata Pahawang, dan menikmati hidangan makan ikan gratis satu hari dalam Pahawang Fish Festival.

Hadir dalam kesempatan ini Direktur Public Affairs & Communication Coca-Cola Amatil Indonesia Lucia Karina. Dalam kesempatan tersebut, CCAI, mengajak masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih di sekitar Kawasan Wisata Ketapang dan Pahawang memungut sampah dan menempatkannya di tempat yang telah disediakan. 

Selain menginisiasikan kegiatan Clean-up, Lucia Karina, selaku Direktur Public Affairs & Commmunication Coca-Cola Amatil Indonesia, dalam keterangan persnya “Sebagai perusahaan yang memproduksi minuman dan kemasannya, partisipasi dalam pengelolaan sampah post-consumer merupakan salah satu perhatian kami. Setiap tahun kami mengalokasikan ratusan tempat sampah di seluruh Indonesia, terutama di sekitar area pabrik kami untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan dan berpartisipasi dalam edukasi masyarakat guna mengurangi sampah,"ujar Lucia. 

Kegiatan ini dilaksanakan di 7 kota , termasuk Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Lampung, dan Bali.

Upaya CCAI dalam menjalankan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Sustainability diterapkan dalam empat pilar: Environment, Our People, Wellbeing, dan Community. City Clean-up merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan oleh CCAI untuk pilar Environment.

Berbagai inisiatif serupa juga telah dilakukan oleh CCAI di seluruh wilayah operasinya, antara lain melalui pengelolaan limbah, efisiensi air, program Coca-Cola Forest, Bali Beach Clean-up, serta Bali’s Big Eco Weekend.(Tim)

Kamis, 18 Mei 2017 0 komentar

Warna Pertama Pahawang

Nestle Goes to Pahawang Penanaman Pohon Mangrove

 

          PESAWARAN – Satu langkah untuk menjadikan Pulau Pahawangyang dikenal sebagai Pahawang Sejuta Warna mulai kembali diwujudkan.

          Kali ini sinergi antara Forum CSR Lampung, PT Nestle Indonesia, serta Pemkab Pesawaran diwujudkan dengan penanaman 175 pohon mangrove dan penghijauan, dalam kegiatan Creative Share Value (CSV) Voluntary Panjang Factory Nestle Indonesia di Pulau Pahawang, Desa Margapunduh, kemarin (16/12).

          Kegiatan itu dihadiri Factory Manager PT Nestle Indonesia Panjang Factory Ekfan Susanto, External Affair Bernad Simanjuntak, Ketua Forum CSR Lampung Veronica Saptarini, Assisten I Bidang Pemerintahan Pesawaran Heksus, Kepala Dinas Pariwisata Pesawaran Jaka Sungkawa, Sekretaris Lingkungan Hidup Pesawaran Makmun dan Camat Marga Punduh Edy Sutrisno.

          Factory Manager PT Nestle Indonesia Pabrik Panjang Factory Ekfan Susanto mengatakan,kegiatan CSV Nestle kali ini memang sejalan dengan tujuan gubernur Lampung dan bupati Pesawaran  yang ingin menjadikan Pulau Pahawang menjadi salah satu kekayaan pariwisata sebagai trendsetter destinasipariwisata yang diminati para wisatawan baik domestik maupun internasional.

          ”Sejalan dengan menjadikan Pahawang Sejuta Pesona Warna, langkah awal Nestle berpartisipasi dalam mewujudkannya, salah satunya dengan Goes to Pahawang Penanaman Pohon Mangrove,” ujar Ekfan.

          Aktivitas CSV Nestle  yang bergerak di bidang pemenuhan nutrisi juga memiliki program menjaga sistem air secara berkelanjutan dengan penghijauan sampai pembinaan petani kopi.  Ia berharap, langkah kecil yang dilakukan keluarga besar Nestle Indonesia dapat memberikan manfaat untuk alam dan masyarakatPahawang.

          Sementaram Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Veronica Saptarini mengucapkan terima kasih kepada Nestle Indonesia Factory Panjang yang juga merupakan anggota FCL dan dukungan Pemkab Pesawaranyang ikut menjadi bagian program Pahawang Sejuta Warna yang masuk dalam agenda CSV. 

          Sebelumnya Nestle juga berhasil meraih penghargaan CSR Lampung Award 2016 bidang Suistanbility Development yang sukses  ciptakan pemberdayaan petani kopi yang berkomitmenmemanfaatkan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, bergizi , aman dan lezat.

          Kemudian taat hukum menjalankan etika bisnis, kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan menjadi satu kesatuan utuh yang menjadi komitmen untuk menciptakan manfaat bersama. (tim)

0 komentar

Jaga Keberlangsungan Lingkungan, Nestle Tanam 100 Bibit Pohon di Tahura

DALAM upaya menjaga keberlanjutan lingkungan PT Nestle Indonesia Pabrik Panjang bersama 120 karyawan dan keluarga, bekerjasama dengan Forum CSR Lampung dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung menanam 100 bibit pohon dan 50 lubang biopori tepat di kawasan Youth Camp Tahura Wan Abdul Rahman, kemarin(23/12).

Kegiatan tanam pohon dan Biopori merupakan bagian dari program KASIH (Karya dan Sumbangsih) Nestle Indonesia dibawah payung Nestle Employee Engagement Program (NEEP) yang setiap tahunnya dilakukan perusahaan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Dan, manfaat ini disebarluaskan tidak hanya di kalangan Ekternal tetapi juga internal antara karyawan.

Factory Manager PT Nestle Indonesia Panjang Factory Ekfan Susanto didampingi External Affair Bernad Simanjuntak mengatakan, "Nestle percaya keberhasilan perusahaan sukses sampai jangka panjang, tidak terlepas dari terjaganya alam dan menciptakan manfaat bagi sesama,"ujar Ekfan, kemarin(23/12).

Kegiatan tanam pohon ini merupakan kelanjutan program CSV dibidang air, selain nutrisi dan pengembangan masyarakat perdesaan. Dalam hal ini, Nestle tidak hanya wujudkan dengan ciptakan produk lezat dan bergizi, tetapi juga menyumbangkan manfaat seperti air bagi lingkungan sepanjang mata rantai demi generasi yang akan datang.

"Dalam melakukan tujuan tersebut, tentunya dibutuhkan sinergi kerjasama untuk semua pihak baik pemerintah, perusahaan dan masyarakat bersama menjaga alam dan keberlangsungan agar dapat terus bermanfaat,"harapnya.

External Affair Bernad Simanjuntak melanjutkan, dipilihnya kawasan Tahura Wan Abdul Rahman karena sampai dengan saat ini merupakan kawasan inti daerah resapan air, dengan kontribusi 60persen untuk wilayah Bandarlampung. Sebelumnya Nestle juga pernah melakukan program penanaman pohon dan Biopori, berkerjasama dengan IPB, Unila dan Pemerintahan Provinsi Lampung.

"Dalam program Nestle Green Inititive pada 2005-2010, ada program penghijauan berhasil menanam 30.000 pohon seluas 30 Hektar di area Kawasan Youth Camp Tahura Wan Abdul Rahman,"papar Bernad.

Jadi, adanya kegiatan hari ini(23/12) selain memberikan edukasi kepada keluarga karyawan Nestle untuk selamatkan air dengan kelestarian hutan, juga menengok hasil penanaman pohon 10 tahun lalu yang kini sudah tumbuh besar yang berhasil menjadi daerah resapan air dan bermanfaat untuk 40 desa disekitarnya.

Dalam acara tersebut, turut diapresiasi dengan hadirnya ketua UPTD Tahura Wan Abdul Rahman Sumardi. "Terimakasih untuk Nestle yang sudah kembali ikut menjaga keberlangsungan lingkungan Tahura, sejalan dengan program Gubernur Lampung menjadi Tahura menjadi salah satu kawasan eco wisata selain menjadi daerah resapan air,"ujarnya. Ia berharap, semoga sinergi kerjasama antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat dapat terus terjalin.(tim)

3 komentar

Ketua Forum CSR "Impian Sinergi CSR"

Sinergi  CSR, Kompak Dukung Pembangunan dan Bisnis Berkelanjutan

SOSOKNYA yang ramah dan hangat kepada siapa saja, membuat siapapun yang bertemu dengannya pasti mendapatkan kesan tak terlupakan. Ia adalah Veronika Saptarini, perempuan menginspirasi ini  berbagi informasi terkait Corporate Sosial Responsibility (CSR) di Lampung.

Setelah diberikan tanggung jawab sebagai Ketua Forum CSR Lampung kini tanggung jawab Rini, begitu panggilan akrabnya,  jelas bertambah. Ditengah kepadatan jadwal kerjanya, Perempuan yang aktif berorganisasi dan sering menjadi pembicara dan moderator disetiap event penting ini, bersama timnya memliki konsep dan spirit baru agar Forum CSR Lampung dapat lebih berperan dalam pembangunan berkelanjutan.

"Sebelumnya pelaksanaan CSR sering hanya  untuk lingkup sekitar perusahaan. Tetapi sinergitas yang kental terasa dalam konsep   Sustainability Development, manfaat program lebih berlipat hasilnya untuk masyarakat,  perusahaan dan stakeholder lain, termasuk konsumen. Sehingga keuntungan perusahaan juga meningkat," ujarnya saat ditemui Radarlampung di Sekretariat Forum CSR Lampung yang ditata unik  di Jl. P. Tirtayasa No.200, Sukabumi, Bandarlampung, Jumat(2/12).  

Ia juga bercerita cikal bakal Forum CSR Lampung terbentuk dari tahun 2005, sebelumnya ada beberapa perusahaan di Lampung Selatan, sepakat untuk membentuk Forum Komunikasi Antar Perusahaan di Lampung (FORKAPEL). Tujuan dari forum ialah sebagai ajang bertukar pikiran, dan pemecahan masalah sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan operasional perusahaan, khususnya SDM dan  General Affairs.

Namun terbitnya UU Perseroan Terbatas (PT) tahun 2007,  menimbulkan beragam penafsiran. Banyak yang menterjemahkan CSR sebagai uang, sumbangan pihak ketiga, donasi, bahkan ada kesan pemaksaan dengan mengatasnamakan CSR, sehingga menimbulkan tekanan baru untuk iklim investasi. Sejak itu Forkapel aktif melakukan sosialisasi ke berbagai pihak tentang CSR yang sebenarnya.

Tahun 2010 Pemprov Lampung mulai memberikan dukungan. Saya ingat, Wagub yang waktu itu dijabat Joko Umar Said, menyatakan CSR tidak bisa dipaksakan. “Kejutannya malah Pak Joko membuat pernyataan berkesan Enjoy with CSR,”ceritanya.

Tentu hal ini menjadi spirit tersendiri bagi pihak penyelenggara maupun penerima akan membuat manfaat CSR lebih terasa. Pemerintah tinggal memfasilitasi agar program CSR mudah dilaksanakan dan tepat sasaran, memberi informasi prioritas pembangunan, kemudahan perijinan dan sarana pelaksanaan program. Perusahaan yang itikad baiknya dihargai akan lebih bersemangat memberi yang terbaik. Dengan demikian, CSR menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat.

“Saya yakin, jika CSR menjadi gerakan moral, tidak menutup kemungkinan justru banyak perusahaan lain yang akan tergerak, bukan hanya yang besar. Sebab, ini akan membentuk solidaritas para pelaku bisnis untuk membangun Lampung,”yakinnya.

Jadi CSR adalah ranah perusahaan. Secara konsep dan filosofi, akan aneh kalau CSR diatur dalam undang-undang. Dengan dukungan Gubernur M. Ridho Ficardo,  tahun 2016 Forkapel dan Kadin bersama Pemprov menginisiasi pembentukan Forum CSR Lampung yang diresmikan langsung oleh Gubernur Lampung pada bulan Maret 2016.

Selain wadah berbagi informasi,  saling memberi spirit, inspirasi dan sharing knowledge satu sama lain, FCL bersama tim fasilitasi CSR dari Bappeda juga memfasilitasi sinergitas program dg menyelaraskan kepentingan bisnis perusahaan dan pembangunan. Karena selain melaksanakan sendiri, banyak perusahaan yang juga mulai melaksanakan CSR dengan bersinergi, yang disebut Sustainabily Development itu.

Terkait dunia CSR, Rini juga memiliki pengalaman tersendiri. Pengalamannya selama 15 tahun bekerja di posisi managerial HRD, GA dan Legal  pada beberapa perusahaan PMDN maupun PMA, di Bengkulu, Sumsel dan Lampung, pernah handle sampai 12 perusahaan dengan  belasan ribu pekerja.

Sempat di perusahaan tambang batu bara, perkebunan, refinery dan kayu, Itu bidang usaha yang kalau tidak berhati-hati, sangat potensial konflik, baik dengan karyawan maupun masyarakat sekitar.  Jadi perusahaan aktif menjaga harmonisasi hubungan dengan masyarakat dan sekitar.  Dulu tau nya community development atau comdev, dulu belum dianggap bidang utama, jadi masih gabung dengan bidang HRD dan GA yang saya pimpin.

Perusahaan sudah melakukan bagian dari CSR tapi sifatnya masih untuk memagari perusahaan dari konflik, saya juga belum tau konsep CSR itu apa. Sudah praktek, tapi namanya beda, lingkupnya masih terbatas. 

Sampai pada akhirnya ia tertarik untuk mendalami CSR, hingga tahun 2010 melanjutkan studi S3, doktoral dan mengambil  disertasi CSR, lulus dengan hasil cum laude. “Saya belajar, bahwa saat membahas CSR kita harus faham aspek hukum, management, sosial dan lingkungan secara komprehensif,”ujarnya.

Ia beruntung, profesi advokat, mediator, pengalaman kerja diposisi managerial, pendidikan S1 hukum, S2 dan S3 management  memperkaya dan memudahkan untuk memahami CSR. Ia juga  mengambil sertifikasi mengenai CSR mulai dari penyusunan program, pelaporan CSR hingga sertifikasi assessor-nya, penilai. Bahkan minggu lalu ia diminta menjadi salah satu penilai dalam Sustainability Report Award 2016 yang diikuti oleh perusahaan2 besar Indonesia dan Asia Pasifik.

Konsep CSR bekembang terus, tahun 90 an, kebanyakan perusahaan taunya hanya community development untuk sekitar. Walau konsep triple bottom line-nya Elkinton sudah lama digagas, baru tahun 2000 an perusahaan mulai sadar pentingnya melaksanakan CSR. Tumbuh pemahaman  bahwa agar bisnis berkembang, selain harus untung (profit), juga perlu diperhatikan aspek sosial (people) dan lingkungan (planet).

Sekarang beberapa perusahaan sudah mulai melaksanakan konsep sustainability development. Tanggung jawab sosial tidak cukup hanya dilingkungan sekitar, tidak bisa hanya dilakukan perusahaan sendiri atau buat kepentingan perusahaan sendiri. Perusahaan bagus, tapi kalau banyak penduduk miskin di provinsi atau negara dimana lokasi perusahaan berada, maka iklim investasi juga tidak akan kondusif. Perusahaan menjaga lingkungan sekitar, tapi kalau lingkungan di tempat lain rusak maka imbasnya juga akan dirasakan bersama.

Maka sekarang banyak perusahaan yang melaksanakan program CSR untuk lingkungan dan masyarakat yang tidak terkait langsung dengan lokasi operasional atau core businessnya. Tidak bisa bilang rusaknya lingkungan di tempat lain, yang menyebabkan global warming, tidak kita rasakan disini. Kemiskinan sering berdampak pada kebodohan, pola hidup tidak sehat dan juga kriminalitas serta berbagai masalah sosial lainnya.

Maka dengan konsep sustainability development atau pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan berarti juga menjaga sustainability business. 

“Karena BUMI KITA CUMA SATU dan KITA SATU BUMI, sampai saat ini kita belum menemukan planet lain untuk kita hidup sendiri kan?”ujarnya. Dan pada akhirnya semua itu dilaksanakan dengan menjaga agar keuntungan perusahaan meningkat.

Selanjutnya, tantangan dimulai saat Forkapel mulai bicara tentang CSR. Ia bukanlah pendiri Forkapel, antusiasme teman-teman perusahaanlah yang menginspirasinya. Saya mengamati para pendiri dan aktifis Forkapel awal, ide-ide mereka dan karya mereka. Rini tertarik, bukan perusahaan-perusahaan ini sempurna, justru dari keterbatasan mereka dan jatuh bangunnya, saat mereka dilanda masalah, teman-teman yang berkomitmen dalam konsep CSR lebih mudah dan tangguh dalam mengatasi gelombang bisnis. Dan berbagai penelitian juga membuktikan, perusahaan berkomitmen dengan CSR berusia panjang, disukai karyawan dan harga sahamnya meningkat.

Tetapi tidak mudah bicara konsep CSR sebenarnya, ia sempat berbeda pendapat beberapa  dengan teman-teman dari pemerintahan, legislatif bahkan teman-teman perusahaan sendiri. Dari sisi pemerintah daerah, beberapa teman menganggapnya  tidak kooperatif, karena tidak memberikan informasi tentang perusahaan partisipan Forkapel, menentang saat mereka bicara bagaimana mendapat uang dari perusahaan. Di teman-teman perusahaan sendiri saya dicurigai, saat bicara CSR atau mengundang pertemuan tentang CSR dianggap akan memungut dana, perpanjangan tangan pemerintah.

Sedih dan serba salah juga terjepit sana sini. Tapi selalu ada jalan, para penggiat Forkapel terus saling berbagi semangat. Sejak Pemprov, melalui  Bapeda sepakat dengan konsep CSR yang utuh, jalan jadi lebih mudah. Kepercayaan teman-teman juga mulai terkumpul. Sudah tahu kalau diajak kumpul itu tidak dimintai uang, kita malah saling berbagi ilmu, pengalaman, ide. Sekarang bukan cuma sharing ide, kita sudah mulai sinergi program. 

Target jangka panjang, dan menengah kita susun berdasarkan masukan teman-teman perusahaan. Jangka panjang, kami ingin teman-teman yang bergabung di Forum CSR, dikenal sebagai perusahaan yang taat hukum, etis dalam bisnis, bertanggung jawab baik terhadap pengembangan bisnis, sosial maupun lingkungan, sehingga menambah tingkat kepercayaan konsumen, karyawan, masyarakat, pemerintah, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Upaya realisasinya ? Yaitu dengan menjalin kerjasama ke pemerintah, perguruan tinggi melakukan pelatihan, workshop, diskusi, sarasehan untuk lebih menyamakan persepsi dan tujuan serta membantu atau mendukung perusahaan menyusun program yang tepat sasaran, bermanfaat untuk bisnisnya, sesuai dengan visi misi masing-masing dan sekaligus bermanfaat untuk pembangunan dan pelestarian lingkungan. FCL beruntung, saat ini didukung banyak pihak.

Perguruan tinggi, memberi pendampingan pelaksanaan program dan melakukan penelitian dampak dan melakukan evaluasi. Pemerintah, khususnya Bapeda Provinsi Lampung sebagai Tim Fasilitasi CSR, Dinas sosial dan beberapa instansi lain juga aktif memberi masukan dan informasi. Ketua Kadin Lampung juga aktif memberikan pembinaan dan jaringan hingga ke nasional.

Program terdekat dari Forum CSR, melalui kerjasama dengan Bapeda Provinsi Lampung dan Pemkab Pesawaran, Forum CSR mendukung upaya pelestarian Puhawang.

Sekali lagi dalam bentuk program, bukan uang. Melakukan workshop program CSR yang mendukung Sustainability Bussiness, Memberikan apresiasi ke perusahaan pelaksana CSR yang sudah melakukan sinergi dengan pembangunan atau manfaatnya terukur bagi masyakat dalam bentuk award. FCL diajak  Gubernur Lampung , sudah berhasil memberikan Lampung CSR Award (LCA) 2016, lebih dari 300 program yang dinilai dan saat ini sedang dalam persiapan menuju LCA 2017.

“Saat ini masih banyak yang perlu dibenahi. Sinergi dan peduli itu kekuatan, maka bicara Forum CSR Lampung sebenarnya tidak bisa dibahas dari saya sendiri, tapi dari kebersamaan seluruh partisipan FCL. Saya Cuma bisa bilang, terimakasih untuk teman-teman perusahaan yang sudah bergabung di FCL dan sudah berbagi inspirasi dan membuat hidup jadi berarti, berCSR  itu lebih asik bersama dan berCSR bersama itu membuat hal biasa jadi luar biasa,”harapnya.

 

Biodata : 
Nama : Veronica Saptarini
TTL : Semarang/24 Januari
Profesi : Konsultan Hukum dan Management, Advokat, Mediator, Dosen
Organisasi : Ketua Umum Forum CSR Lampung, Ketua Forum CSR Kesos, Ketua Harian Forkapel, Wakil Ketua Kadin Provinsi Lampung, Ketua Pusat Studi dan Pengembangan CSR UBL

Lulusan:
S1 – Hukum UNIB, S2 – Magister Management – UNSRI, S3 – Universitas Negeri Jakarta
Sertifikasi Profesi
Sertifikasi Profesi :
Certified Mediator - 
Certified Legal Auditor
Personal Behaviour - International Sertification DISC Trainer, 
Certified Sustainability Reporting Specialist (CSRS), 
Certified Sustainability Reporting Assurer (CSRA).

 

 
;