JIKA berbicara tentang Corporate Social Responsibility (CSR), ternyata masih banyak pihak belum memahami terkait konsep CSR atau Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang sebenarnya.
Kebanyakan definisi CSR hanya dipahami sebatas pemberian donasi atau kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar yang sebenarnya penerapannya bisa lebih luas.
Dalam mendapatkan masukan dari para penulis berita, kali ini Forum CSR Lampung menggandeng para media di Lampung menggelar Forum Discussion Group (FGD) dengan tema ‘Peran Media untuk Mendukung Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan’ dalam rangka Jelang Lampung Sustainability Award (LSA) 2018 yang berlangsung di Sekretariat Bersama FCL Jl. Tirtayasa No. 200, Sukabumi, Bandar Lampung.
Hadir dalam FGD, Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini, Sekretaris FCL Yayan Sopian, Akakdemisi Unila Asrian Hendi Caya, Kepala KPH Batu Tegi Ruchyansyah dan Perwakilan TP4K Warsito.
Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini memaparkan, pemahaman CSR yang sebenarnya adalah implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan atau badan hukum (korporasi). Bahkan saat ini terus berkembang tidak hanya perusahaan, konsep pembangunan berkelanjutan juga sudah merambah ke badan publik, organisasi hingga UMKM.
“Pada intinya dalam konsep pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan (termasuk bisnis) yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan keberlangsungan pengadaan sumber daya dimasa mendatang. Caranya bagaimana? yaitu dengan memasukan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi kedalam strategi operasional bisnis ataupun organisasi,”papar Rini.
Salah satu contohnya, ikut keterlibatan dalam konservasi hutan yang merupakan salah satu cara menyelamatkan sumber daya produksi air bahkan proses keberlangsungan kehidupan yang akan datang.
Seperti kondisi berkurangnya debit air juga terjadi di Lampung. Bahkan, dilansir dari data akhir Oktober 2018 berkurangnya debit air di Waduk Batu Tegi di Kabupaten Tanggamus oleh tingkat sedimentasi dan fluktuasi sungai yang menuju waduk sebesar 84:1 yang sudah berada di atas batas normal yaitu 40:1, kemudian nilai erosi cukup tinggi yaitu mencapai 167 ton/ha/tahun.
Kondisi tersebut menyebabkan berkurangnya sawah yang dialiri oleh air irigasi. Dari target sawah yang dialiri sekitar 66.573 hektare, saat ini hanya 46.300 ha yang terealisasi.
“Maka dengan kondisi seperti ini perlu sinergi antara Pemprov, lembaga swadaya masyarakat, dinas, kementerian hingga stakeholder. Karena Batu Tegi sangat berperan untuk pembangunan Lampung, mulai dari sebagai sumber air untuk pangan/irigasi, sumber air baku untuk tiga kabupaten dan kota di Provinsi Lampung, sumber energi listrik hingga sumber energi panas bumi,”ujar Kepala KPH Batu Tegi Ruchyansyah.
Rini menambahkan, hal ini adalah contoh kecil yang terjadi di Lampung jika sinergi pembangunan berkelanjutan tidak diterapkan.
Air yang merupakan komponen paling vital, tidak hanya untuk keberlangsungan hidup tetapi juga untuk para stakeholder atau perusahaan yang membutuhkan sumber air, seperti perusahaan air minum, industri hingga para petani.
Saat petani tidak bisa produksi beras, kopi, coklat dan hasil pertanian lain, maka ini akan berpengaruh ke bahan baku produksi dan daya beli konsumen, sehingga menjadi ancaman untuk kesinambungan bisnis dan pembangunan.
Karena itu, patuh hukum saja tidak cukup, karena harus mampu memperhatikan keberlanjutan usaha dan kelestarian lingkungan yang dapat memberikan efek hingga jangka panjang.
Turut hadir perwakilan Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Bandar Lampung Andi Apriyadi menyatakan, komitmen untuk mendukung praktek pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu kunci utama.
Untuk itu peran media dalam mengekspose praktik-praktik CSR yang dilakukan pelaku usaha atau sustainability yang dilakukan oleh pemerintah menjadi sangat penting.
Dari peran media yang aktif menyoroti kegiatan CSR yang sebenarnya juga dapat diberikan apresiasi. Seperti di AJI ada Penghargaan Saidatul Fitriah akan diberikan kepada jurnalis dengan karya jurnalistik yang berdampak besar bagi kepentingan publik.
Rini menanggapi, maka dalam hal ini perlu memberi penghargaan kepada insan pers yang mampu membuat karya jurnalistik inspiratif dan juga bagi media yang sudah aktif memberitakan hingga memberi inspirasi dalam membangun motivasi banyak pihak untuk peduli tanggungjawab sosial dan lingkungan.
Dan, dari hasil pertemuan bersama media, Forum CSR Lampung dan Tim Fasilitasi CSR dari Pemerintah berencana akan memberi award khusus insan media yang mampu memberikan karya inspiratif mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang sudah dilakukan baik dari perusahaan, badan publik, organisasi ataupun UKM. (tim)
0 komentar:
Posting Komentar