PRAKTIK Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan idealnya bersinergi dengan Target Pembangunan Berkelanjutan alias Sustainability Development Goals (SDGs). Demikian poin penting yang mengemuka dalam Lampung Sustainability Award (LSA) yang ke-3, di Hotel Novotel, Lampung, hari ini, Jumat (7/12).
LSA bertepatan dengan perhelatan The Fourteenth Sustainability Reporting Awards (SRA) dalam rangkaian The Third Sustainability Practitioner Conference yang menurut rencana berlangsung hingga Sabtu (8/12).
Acara penghargaan juga turut dihadiri Pejabat Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, Ketua National Center for Sustainability Reporting (NCSR), dan Ketua Institute of Certified Sustainability Pratitioners (ICSP). Wakil-wakil perusahaan seperti Coca-Cola Amatil Indonesia, Nestle Indonesia, serta Great Giant Food juga mengisi acara Corporate Talks on Sustainable Development Goals (SDGs).
Di samping penghargaan, kegiatan utama lainnya yang tak kalah menarik adalah Pleno Session on Sustainable Development Goals (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina). Hadir pula di acara beberapa akademisi, para ahli TJSL, serta wakil-wakil dari Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).
Yang menarik dari perhelatan LSA antara lain penambahan jumlah peserta dan program. Sebegai salah satu penyelenggara, Ketua Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung V. Saptarini, menjelaskan, LSA tahun ini terdapat penambahan jumlah peserta. Dua tahun lalu, peserta masih 21 perusahaan, lalu meningkat di tahun 2017 menjadi 29 perusahaan, belum termasuk para peserta dari pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Tahun ini, mencapai 31 peserta perusahaan dan badan publik, dua LSM, dan 12 UKM. Dari sisi jumlah program, tahun ini juga mengalami peningkatan, yaitu total mencapai 654 program, belum termasuk program-program yang dilaksanakan UKM. Tahun 2016, program masih sejumlah 512 program dan tahun 2017 sebanyak 479 program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan alias TJSL," ujar Rini, panggilan akrab Saptarini.
Pada LSA, penilaian terbagi menjadi dua entitas bisnis, yaitu tingkat perusahaan dan UKM. Untuk level perusahaan, terdapat lima poin utama penilaian, yaitu landasan kesinambungan program, pelaksanaan program, hasil dan dampak pelaksanaan program CSR bagi perusahaan, hasil pelaksanaan program CSR bagi masyarakat penerima manfaat, serta hasil pelaksanaan program CSR bagi pemerintah.
Sedangkan level UKM, terdapat tiga poin utama penilaian, antara lain landasan kesinambungan program, pelaksanaan program berkelanjutan, dan hasil dan dampak pelaksanaan usaha.
Secara garis besar, harapan dari dasar model penilaian sebenarnya mengacu pada dua hal. Pertama, praktik TJSL menjadi bagian dari visi dan misi entitas bisnis serta terintegrasi di dalam prospek dan target-target kinerja bisnis perusahaan.
Kedua, program-program TJSL para peserta bersinergi dengan Target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainbility Development Goals (SDGs).
Catatan saja, SDGs secara resmi tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017, setelah Presiden Joko Widodo menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menyetujui penerapaan SDGs hingga tahun 2030.
Saptarini menambahkan, LSA tahun ini tidak menetapkan pemenang atau winner tetapi lebih kepada pemberian penghargaan atas komitmen telah melakukan CSR Pembangunan Berkelanjutan.
Meskipun demikian, LSA telah menetapkan nominator-nominator yang dasar penilaiannya berdasarkan laporan-laporan dan data yang masuk. "Sengaja tidak ada pemenang karena satu dua hal alasan teknis. Selain itu, dengan tujuan agar lebih fokus, penilaian lengkap, baik terhadap laporan maupun penilaian lapangan, akan berlangsung dua tahun sekali," tutur Rini.
Secara keseluruhan, ada 12 perusahaan, tiga UKM dan lembaga sosial, serta empat media massa Penerima Penghargaan.
Dalam bidang Sustainbility Development atau perusahaan yang sudah komitmen menerapkan pembangunan berkelanjutan, Perusahan Penerima Penghargaan adalah PT Nestle Indonesia Pabrik Panjang, PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) dan PT Great Giant Food.
Untuk bidang lingkungan adalah Tirta Investama Plant Tanggamus (Aqua) dengan tiga program. Yaitu konservasi, akses sanitasi, dan air bersih. Kemudian Grand Elhty dengan peranan mangrove dalam membangun keseimbangan lingkungan daerah pantai. Selanjutnya KPH Batutegi dalam pengelolaan hutan berkelanjutan berbasis masyarkat.
Kemudian untuk bidang sosial, PLN Distribusi Lampung dalam program lampu kita, bunga PLN, dan Bank Sampah. PT United Tractors dengan program UT School dan Posyandu Binaan. Terakhir, Bank Indonesia Perwakilan Lampung dengan program Indonesia Cerdas BI Corner, dan Program Beasiswa BI.
Sementara bidang ekonomi diraih Telkom Witel Lampung melalui program pinjaman bergulir kepada UKM Mitra Binaan Telkom dengan realisasi jasa tiga persen per tahun. PT Bukit Asam dengan program kemitraan untuk petani, serta PT Santosa Agrindo dengan program kemitraan bawang merah berkerjasama dengan Fakultas Pertanian Unila.
Selanjutnya, penghargaan tiga terbaik untuk katagori UKM dan lembaga sosial jatuh pada Sam Bordir (produksi tapis), Askha Jaya (keripik pisang), dan Kelompok Wanita Tani Mulia Lampung Tengah.
Terakhir, penghargaan untuk katagori media massa, diberikan kepada Radar Lampung, Lampung Post, Lampungpro, dan Tegar TV Lampung.
Terhadap laporan yang masuk tahun ini, lanjut Rini, setiap perusahaan atau kelompok tetap akan menerima feedback di mana evaluasi akan diberikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), penanaman modal, sosial, pendidikan, Badan Pelatihan dan Pengembangan (Balitbang), pariwisata, Bappeda, ekonomi, dan lain sebagainya. Singkat kata, penilaian tahun ini hanya berdasarkan pada pemeriksaan data laporan dan tidak ada pemeriksaan lapangan.
Penilaian dilakukan terhadap relevansi program dengan keberlanjutan perusahaan dan manfaat kepada lingkungan dan sosial. Nilai lebih diberikan terhadap program yang dilakukan dengan sinergi ke Pemerintah.
"Nah, untuk tahun depan, barulah akan ada evaluasi ke lapangan dan data pendukung. Satu hal pasti, untuk tahun ini, para peserta sudah sangat konsisten melaksanakan program secara berkesinambungan atau berkelanjutan, meski para pelaksananya masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar," tegas Rini.(*)
1 komentar:
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Posting Komentar