Kamis, 29 November 2018 0 komentar

Bukit Asam Serahkan Bantuan Kapal ke PKBM Pesona Pulau Tegal

PUSAT Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pesona Pulau Tegal mendapat bantuan kapal dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Bantuan ini diserahkan oleh perwakilan Tim Coorporate Social Responbility (CSR) PT Bukit Asam dari Jakarta Jumadi didampingi Humas PT BA Unit Peltar Ivan Sagara yang diberikan langsung oleh Ketua PKBM Pesona Pulau Tegal, Uniroh Utami di Pulau Tegal, Desa Gebang, Teluk Pandan, Pesawaran pada Kamis, 29 November 2018.

Penyerahan bantuan ditandai dengan pemotongan tumpeng sebagai ucapan syukur sebelum peluncuran perdana kapal PKBM Pesona Pulau Tegal ke laut.

Camat Teluk Pandan Jayadi Yasa mengatakan, menyambut baik dan sangat mengapresiasi program CSR yang dilakukan PT Bukit Asam dengan langkahnya memberikan bantuan bina lingkungan pendidikan untuk masyarakat pulau Tegal.

“Meskipun jauh dari wilayah kerja PT Bukit Asam, tetapi masyarakat pulau Tegal bisa merasakan manfaat dari program CSR yang digulirkan perusahaan ini,” ujar Jayadi Yasa.

Lebih lanjut, ia juga sangat mengapresiasi yang dilakukan para guru  yang sudah berjuang untuk pendidikan sehingga di Pulau Tegal yang sulit akses transportasinya ini berdiri PKBM Pesona Pulau Tegal yang melayani pendidikan anak-anak di wilayah ini.

Perwakilan CSR PT Bukit Asam Jumadi mengatakan, program bantuan kapal yang digulirkan perusahaannya ini, merupakan program CSR yang merupakan bagian dari program bina lingkungan.

Program ini digulirkan  untuk  mendukung program pemerintah untuk meningkatkan taraf ekonomi, sosial, dan pendidikan masyarakat dan pelestarian.

“Mudah-mudahan bantuan ini bisa mendongkrak ekonomi masyakat. Nantinya hasil pemasukan dari sewa kapal ini bias digunakan untuk mendukung biaya operasional pendidikan yang dikelola PKBM Pesona Pulau Tegal,” ujarnya.

Jumadi, lebih lanjut, mengatakan, bantuan berupa kapal ini, juga bertujuan untuk memberdayakan potensi lokal sekaligus ikut berperan menumbuh kembangkan Pulau Tegal sebagai destinasi wisata dan memberikan kesempatan kerja kepada kaum muda.

Sementara itu , Ketua PKBM Pesona Pulau Tegal Uniroh Utami mengatakan, sangat berterimakasih kepada PT Bukit Asam yang sudah memberikan bantuan kepada pihaknya.

Bantuan kapal dari PT Bukit Asam ini  ibarat pancing, lanjut Uniroh,  melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) PKBM Pesona Pulau Tegal, akan dimanfaatkan untuk mendukung kawasan pulau Tegal dan sekitarnya sebagai tujuan wisata.

“Nanti hasil sewa dari kapal akan gunakan untuk mendukung biaya operasional pendidikan PKBM sekaligus bisa menjadi masukan bagi para pemuda setempat. Ini selain menjadi peluang kerja juga mengajarkan kepada pemuda setempat untuk belajar mengelola usaha dan juga sebagai pemandu wisata." (Sumber : Online.koe)


0 komentar

Sinergi Wujudkan Sustainable Development Goals


Rabu, 28 November 2018 0 komentar

PT SIP Berbagi Manfaat Melalui Program CSR

PT Sumber Indah Perkasa (SIP) Sinarmas Group unit Katibung, Lampung Selatan dalam memasuki penghujung akhir tahun 2018 terus memaksimalkan bahwa kehadiran perusahaannya dapat memberikan manfaat yang positif untuk masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Hal tersebut disampaikan oleh Manager HRD PT SIP P. Lidi yang berharap dapat tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar dan membangun hubungan harmonis ditengah-tengah lingkungan yang lestari.

Maka harapannya keberadaan PT SIP dapat memberi manfaat seluas-luasnya dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, mitra kerja, SDM hingga masyarakat sekitar.

Program yang dilaksanakan antara lain, bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi ekonomi masyarakat, kemitraan global hingga pembangunan dan community develompment.

Dengan adanya kegiatan tersebut, sangat diapresiasi masyarakat sekitar. Disampaikan oleh Kepala Desa Ranggai Tri Tunggal, Sofyan AS yang merupakan penerima manfaat. Ia menyampaikan,

“Kami sangat bersyukur karena telah terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik antara Desa Ranggai Tri Tunggal dan manajemen PT SIP yang semua kegiatannya adalah untuk kemajuan pembangunan Desa Ranggai Tri Tunggal,”katanya.

Dalam hal ini ia juga berharap program CSR yang dilakukan dapat terus ditingkatkan untuk tahun-tahun berikutnya. Tidak lupa seiring doa untuk PT SIP bisa semakin maju usaha dan industri yang dijalankan. (*)

0 komentar

FGD Media dan FCL : Peran Media Dukung Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

JIKA berbicara tentang Corporate Social Responsibility (CSR), ternyata masih banyak pihak belum memahami terkait konsep CSR atau Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang sebenarnya.

Kebanyakan definisi CSR hanya dipahami sebatas pemberian donasi atau kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar yang sebenarnya penerapannya bisa lebih luas.

Dalam mendapatkan masukan dari para penulis berita, kali ini Forum CSR Lampung menggandeng para media di Lampung menggelar Forum Discussion Group (FGD) dengan tema ‘Peran Media untuk Mendukung Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan’ dalam rangka Jelang Lampung Sustainability Award (LSA) 2018 yang berlangsung di Sekretariat Bersama FCL Jl. Tirtayasa No. 200, Sukabumi, Bandar Lampung.

Hadir dalam FGD, Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini, Sekretaris FCL Yayan Sopian, Akakdemisi Unila Asrian Hendi Caya, Kepala KPH Batu Tegi Ruchyansyah dan Perwakilan TP4K Warsito.

Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini memaparkan, pemahaman CSR yang sebenarnya adalah implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan atau badan hukum (korporasi). Bahkan saat ini terus berkembang tidak hanya perusahaan, konsep pembangunan berkelanjutan juga sudah merambah ke badan publik, organisasi hingga UMKM.

“Pada intinya dalam konsep pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan (termasuk bisnis) yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan keberlangsungan pengadaan sumber daya dimasa mendatang. Caranya bagaimana? yaitu dengan memasukan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi kedalam strategi operasional bisnis ataupun organisasi,”papar Rini.

Salah satu contohnya, ikut keterlibatan dalam konservasi hutan yang merupakan salah satu cara menyelamatkan sumber daya produksi air bahkan proses keberlangsungan kehidupan yang akan datang.

Seperti kondisi berkurangnya debit air juga terjadi di Lampung. Bahkan, dilansir dari data akhir Oktober 2018 berkurangnya debit air di Waduk Batu Tegi di Kabupaten Tanggamus oleh tingkat sedimentasi dan fluktuasi sungai yang menuju waduk sebesar 84:1 yang sudah berada di atas batas normal yaitu 40:1, kemudian nilai erosi cukup tinggi yaitu mencapai 167 ton/ha/tahun.

Kondisi tersebut menyebabkan berkurangnya sawah yang dialiri oleh air irigasi. Dari target sawah yang dialiri sekitar 66.573 hektare, saat ini hanya 46.300 ha yang terealisasi.

“Maka dengan kondisi seperti ini perlu sinergi antara Pemprov, lembaga swadaya masyarakat, dinas, kementerian hingga stakeholder. Karena Batu Tegi sangat berperan untuk pembangunan Lampung, mulai dari sebagai sumber air untuk pangan/irigasi, sumber air baku untuk tiga kabupaten dan kota di Provinsi Lampung, sumber energi listrik hingga sumber energi panas bumi,”ujar Kepala KPH Batu Tegi Ruchyansyah.

Rini menambahkan, hal ini adalah contoh kecil yang terjadi di Lampung jika sinergi pembangunan berkelanjutan tidak diterapkan.

Air yang merupakan komponen paling vital, tidak hanya untuk keberlangsungan hidup tetapi juga untuk para stakeholder atau perusahaan yang membutuhkan sumber air, seperti perusahaan air minum, industri hingga para petani.

Saat petani tidak bisa produksi beras, kopi, coklat dan hasil pertanian lain, maka ini akan berpengaruh ke bahan baku produksi dan daya beli konsumen, sehingga menjadi ancaman untuk kesinambungan bisnis dan pembangunan.

Karena itu, patuh hukum saja tidak cukup, karena harus mampu memperhatikan keberlanjutan usaha dan kelestarian lingkungan yang dapat memberikan efek hingga jangka panjang.

Turut hadir perwakilan Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Bandar Lampung Andi Apriyadi menyatakan, komitmen untuk mendukung praktek pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu kunci utama.

Untuk itu peran media dalam mengekspose praktik-praktik CSR yang dilakukan pelaku usaha atau sustainability yang dilakukan oleh pemerintah menjadi sangat penting.

Dari peran media yang aktif menyoroti kegiatan CSR yang sebenarnya juga dapat diberikan apresiasi. Seperti di AJI ada Penghargaan Saidatul Fitriah akan diberikan kepada jurnalis dengan karya jurnalistik yang berdampak besar bagi kepentingan publik.

Rini menanggapi, maka dalam hal ini perlu memberi penghargaan kepada insan pers yang mampu membuat karya jurnalistik inspiratif dan juga bagi media yang sudah aktif memberitakan hingga memberi inspirasi dalam membangun motivasi banyak pihak untuk peduli tanggungjawab sosial dan lingkungan.

Dan, dari hasil pertemuan bersama media, Forum CSR Lampung dan Tim Fasilitasi CSR dari Pemerintah berencana akan memberi award khusus insan media yang mampu memberikan karya inspiratif mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang sudah dilakukan baik dari perusahaan, badan publik, organisasi ataupun UKM. (tim)

0 komentar

Bapedda Jawa Timur Sambangi Forum CSR Lampung

FORUM CSR Lampung (FCL) dan  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung mendapat apresiasi dengan kunjungan dari Bappeda Provinsi Jawa Timur pada Senin, 26 November 2018 di Sekretariat Bersama Forum CSR Lampung (FCL) Jl. Tirtayasa No. 200, Sukabumi, Bandar Lampung.

Kedatangan Bappeda Jawa Timur bertujuan mempelajari sinergi antar perusahaan, pemerintah, akademisi dan media massa dalam menggerakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang sudah diterapkan di Provinsi Lampung.

Pada kunjungan hadir Kasi Pendanaan Pembangunan Bappeda Jawa Timur Agus Yuda Wasono, Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda Provinsi Lampung Bobby Irawan, Ketua Harian Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini, Sekretaris FCL Yayan Sopian,  dan pengurus tim FCL lainnya.

Dan, dalam kunjungan tersebut juga direncanakan kerjasama lanjutan dalam mewujudkan sinergi program CSR bersama Provinsi Jawa Timur berupa diskusi dan pelatihan bersama.

Kasi Pendanaan Pembangunan Bappeda Jawa Timur Agus Yuda Wasono mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi sinergi program CSR di Lampung yang terus berupaya untuk menggerakan perusahaan, organisasi, badan publik hingga umkm untuk peduli terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.

“Sinergi seperti ini yang diperlukan Jawa Timur, karena selama ini program CSR di daerah kami masih belum terpantau dan terkelola dengan baik seperti di Lampung, padahal, berbeda dengan FCL yang mandiri,  Pemerintah Jatim menyediakan fasilitas yang lengkap untuk kelancaran kegiatan Forum CSR Jatim,”ujar Agus.

Ditambah lagi, karya sinergi FCL bersama Pemerintah Provinsi Lampung sudah mampu memberikan apresiasi dengan Lampung CSR Award kepada para perusahaan selama 3 tahun berturut-turut sejak 2016. Hal ini tentu menjadi feed back yang baik dan memotivasi untuk para perusahaan melakukan komitmen pembangunan berkelanjutan lebih baik lagi.

Terkait kunjungan tersebut Ketua FCL Sapatarini mengatakan, kunci utama membangun sinergi dalam melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan ialah, adanya dukungan pemerintah dan  dengan menerapkan CSR yang sebenarnya.

Tolak ukurnya bukan seberapa banyak uang yang ditebar, tetapi seberapa besar manfaat yang diperoleh pelaksana program CSR, penerima manfaat program dan stakeholdernya.

Perusahaan patuh hukum saja tidak cukup, karena harus mampu memperhatikan keberlanjutan usaha dan kelestarian lingkungan yang dapat memberikan efek hingga jangka panjang.

“FCL memiliki cita-cita besar dalam mendukung pembangunan dan bisnis berkelanjutan, yaitu , melakukan pembangunan dan bisnis yang menguntungkan, tetapi tetap perduli dengan kelangsungan hidup dan lingkungan untuk generasi nanti. Namun impian besar ini dimulai dengan cara sederhana yaitu mulai dari bisnis kita masing-masing dengan cara mengamankan sumber daya untuk bisnis saat ini hingga yang akan datang sehingga semua akan selamat,”jelas Rini.

Sebagai contoh, jika SDM yang profesional dinilai merupakan salah satu sumberdaya yang diperlukan perusahaan, maka perusahaan memikirkan cara memperoleh dan menjaga kesinambungan SDM yg profesional.  

Namun pengusaha bidang produksi, tidak harus mendirikan sekolah atau universitas, cukup bekerjasama dengan universitas, dengan memberi bantuan pendidikan atau melakukan kerjasama untuk menyusun kurikulum dan pengajaran.

Kolaborasi perusahaan dan akademisi ini bukan hanya menguntungkan kedua eblah pihak, namun juga akan membantu pemerintah mengurangi angka putus sekolah maupun meningkatkan daya saing daerah.

“Untuk menjalankan semuanya tentu tidak bisa sendiri, saling ketergantungan dalam sinergi tentu akan lebih mudah menjalankan komitmen pembangunan berkelanjutan,”jelas Rini. (tim)

0 komentar

IPC Panjang Dinobatkan Jadi Pelabuhan Terbaik

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang memperoleh penghargaan dalam ajang anugerah Best 50 Business & Companies Award 2018 dari Indonesia Achievement Center di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, untuk kategori The Best Indonesian Port Company & Service Excellent of The Year pada Sabtu, 24 November 2018.

Menurut Assistant DGM Komersial PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang, Marlamb Samuel Yeremia, anugerah “Best 50 Business & Companies Award 2018” diberikan kepada perusahaan baik lokal maupun nasional yang telah memberikan pelayanan terbaik.

Selain juga atas prestasinya meningkatkan kinerja perusahaan bagi pengembangan bisnis dan pembangunan perekonomian nasional.

"Penilaian berdasarkan pada quality, performance, responsibility, transparancy dan Attractiveness," Kata Marlamb saat dihubungi, Sabtu, 24 November 2018.

Dia menambahkan, pada hari yang sama IPC Panjang juga memperoleh Penghargaan The Best Performance pada acara Rapat Kerja Nasional 2018 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang diselenggarakan di Bogor.

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang sebelumnya juga meraih penghargaan kategori tertinggi yaitu Prima utama untuk pelayanan Terminal Curah Kering dan Terminal Petikemas dari Kementerian Perhubungan pada ajang Indo Trans Expo 2018 pada 17 September 2018.

"Penghargaan ini tentunya akan menambah semangat untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik di Pelabuhan Panjang. Khususnya untuk mewujudkan visi IPC yaitu menjadi world class port untuk memajukan ekonomi Lampung Ekonomi Indonesia," kata dia. (Sumber Lampost.co, Sabtu 24 November 2018)

0 komentar

PLN Tanam 22.000 Pohon di Hari Menanam Pohon Indonesia

DALAM rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2018, PLN menanam 22.000 pohon di wilayah-wilayah operasional PLN, Rabu, 28 November 2018. Aksi ini dilakukan serentak oleh 22 unit kerja PLN se-Indonesia.

HMPI yang ditetapkan dalam Keppres RI No. 24 Tahun 2008 merupakan langkah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menanam pohon. HMPI juga dilakukan sebagai wujud kepedulian dalam memulihkan kerusakan hutan dan lahan.

“PLN telah berkomitmen menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Dan Gerakan Penanaman Pohon ini lah yang menjadi bentuk kepedulian kita bersama terhadap kelestarian lingkungan,” ungkap Senior Manager Niaga & PP, Agung Surana saat memberikan sambutan kegiatan Penanaman Pohon di Tahura, Kemiling, Rabu, 28 November 2018.

Pada Program penghijauan di tahun 2018 ini, masing-masing PLN Unit Induk ditargetkan menanam pohon sebanyak 1.000 pohon. Untuk di Provinsi Lampung, PLN Unit Induk Distribusi Lampung menanam 1.200 pohon dengan 6  jenis tanaman yang diprioritaskan, yakni tanaman produktif yang dapat melestarikan alam, melestarikan tanaman khas lokal dan dapat mengurangi pencemaran.

Lokasi penanaman di Provinsi Lampung dilakukan di Taman Hutan Raya, Kemiling dengan total pohon yang ditanam 1200 Pohon yang terdiri dari Pohon Trembesi 350 batang, Pinus 350 batang, Ketapang Kencana 350 batang, Cemara 60 batang, Glodokan 60 batang, dan Durian 60 batang. Lokasi tersebut adalah lokasi konservasi yang dikelola langsung oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Senior Manager PLN Unit Induk Distribusi Lampung, Kepala Das dan Hutan Lindung Way Seputih Way Sekampung , Kepala Bidang III Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Ketua Forum CSR Lampung, Perwakilan Korem Gatam 043, dan masyarakat setempat. Dengan adanya keterlibatan pemerintah dan masyarakat setempat, diharapkan peran dan fungsi program penghijauan 2018 dapat terus dijalankan sesuai harapan.

“Kami saat ini fokus untuk memperbaiki DAS yang kondisinya memprihatinkan, sehingga untuk memulihkan fungsi hutan itu harus dilakukan tutupan lahan, diantaranya melalui penanaman pohon. Terima Kasih kami ucapkan kepada PLN atas kepeduliannya terhadap lingkungan,” ungkap Ir. Syaiful Bachri, MM selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dalam sambutannya.

Total dana yang digelontorkan PLN Peduli untuk penanaman 22.000 pohon sebesar Rp 3,19 Milyar. Dana tersebut selain untuk penanaman pohon dipergunakan pula untuk pemeliharaan pohon agar tetap tumbuh dengan baik.

Aksi tanam pohon yang PLN lakukan dalam rangka HMPI 2018 ini merupakan kelanjutan dari aksi tanam pohon tahap I yang dilakukan pada 5 Juni 2018. Melibatkan 32 unit PLN se-Indonesia, PLN menanam total 34.000 pohon. Total dana yang dikeluarkan PLN Peduli pada Tahap I ini sebesar Rp 4,64 Milyar. (*)

Selasa, 27 November 2018 1 komentar

RKB Bandar Lampung - PLN Temu Mitra UMKM Bahas HAKI dan Partisipasi Jelang LSA 2018

PROGRAM Rumah Kreatif BUMN (RKB) Bandar Lampung - PLN kembali menggelar Coffee Time bersama UKM di wilayah Bandar Lampung. Acara bulanan ini berlangsung di area Rumah Kreatif BUMN yang dikelola oleh PT PLN (Persero) Distribusi Lampung di Jl. Dipenegoro, Tanjung Karang Pusat pada Kamis, 22 November 2018.

Pada kesempatan kali ini bersama Tim Pengeloa RKB Bandar Lampung, Universitas Bandar Lampung (UBL) dan Forum CSR Lampung (FCL) memberikan Pelatihan mengenai prosedur pendaftaran Hak Kekayaan Intelktual (HAKI) dan partisipasi UMKM jelang Lampung Sustainability Award 2018.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir pengurus Forum CSR Kesos Jakarta Bapak Eldri akademisi dari Universitas Paramadina Jakarta. Diskusi dibuka dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) kepada para UKM sebagai salah satu cara untuk melindungi produk atau karya cipta serta menambah kepercayaan konsumen.

Pentingnya kesadaran UMKM sejak dini mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) tentang merek dagang yang dipergunakan, agar tidak terjadi permasalahan kedepannya ketika usahanya sudah berjalan baik masih sangat minim hal ini mendapatkan perhatian lebih. Maka dalam hal ini melalui program RKB Bandar Lampung membagikan Informasi tersebut bagi para mitra UMKM.

Selanjutnya Ketua Forum CSR Lampung Saptarini mengatakan, tidak hanya kepemilikan HAKI untuk kepercayaan konsumen terkait dengan bisnis juga akan menguat saat UMKM menunjukkan bahwa bisnisnya melaksanakan tanggung jawab lingkungan, sosial dan ekonomi yang perusahaan besar, dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility) atau di dunia saat ini sedang trend istilah sustainable development atau pembangunan berkelanjutan.

Istilah yang terdengar rumit ini, ternyata mudah diterapkan dan justru membuat bisnis menjadi efisien, bahkan bisa menciptakan usaha baru.

"Untuk menilai apakah suatu usaha dikatakan sudah menerapkan prinsip sustainability (berkelanjutan), maka kita bisa melihat dari bahan baku dan energi yang digunakan dan prosesnya hingga  produk dan limbah yang dihasilkan,"ujar Rini.

Dengan menerapkan bisnis yang sustain, landasannya adalah ketaatan terhadap hukum dulu, itu yang pertama. UMKM  pada bidang makanan misalnya, dikatakan taat hukum bila menggunakan bahan baku makanan dan kemasan yang sesuai dengan standar kesehatan, tidak menggunakan bahan berbahaya, tidak misal tidak pakai pengawet atau pewarna yang bukan untuk makanan.

Dengan menggunakan kemasan yang memang untuk makanan (food grade), limbah atau sisa makanan tidak dibuang ke sungai atau parit.

Tapi jika UKM makanannya memilih menggunakan bahan baku organik, meminimalkan plastik, menggunakan alat makan yang tidak sekali pakai, atau melakukan upaya-upaya mengelola atau mendaur ulang sampahnya, memilah sampah, menjadikan sampah makanan menjadi kompos dan ikut menjaga pelestarian disekitar tempat usahanya.

Dalam prosesnya juga memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar atau kelompoknya, maka UKM ini dikatakan telah mulai menjalankan tanggung jawab lingkungan, sosial dan ekonomi.

"Saat usaha rumah makan menggunakan bahan baku tanaman organik, upaya ini telah membantu para petani untuk menggunakan pupuk organik juga. Karena selain baik untuk kesehatan, juga baik untuk tanah,"ujarnya.

Tanah yang rusak karena terlalu banyak memakai pupuk kimia nantinya akan menjadi sulit ditanami dan menghasilkan tanaman, sehingga dampaknya, dikemudian hari pengusaha rumah makan akan kehabisan atau mengalami kelangkaan bahan baku sayuran atau buah yang sehat. Anak cucu kitalah yang akan menjadi korban.

Saat ini kita juga sudah banyak melihat fenomena rusaknya laut akibat pembuangan sampah sembarangan. Pengelolaan sampah yang benar, bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga berpotensi menjadi bisnis baru.

Banyaknya UMKM yang berbisnis di bidang kerajinan dari limbah, mendapat keuntungan sekaligus menyelematkan lingkungan.

Dalam penjelasan ini disambut baik oleh para pelaku UKM yang kemudian menceritakan dengan semangat bahwa usaha mereka sudah banyak yang melakukan hal tersebut, bahkan juga sudah memberikan manfaat sosial.

Salah seorang pengrajin tapismisalnya, tidak sungkan mengajarkan ilmunya kepada tetangga atau kelompok dasawisma di lingkungannya, hasilnya mereka bukan saja mendapat tenaga kerja yang produktif, namun juga membantu pemerintah menciptakan UKM atau memberi lapangan kerja baru.

Binaannya saat ini sudah mencapai lebih dari 20 orang. Tidak ada limbah dari usaha ini , karena perca potongan kainpun bisa digunakan untuk membuat souvenir atau mengisi bantal.

"Dalam hal ini peran UMKM dalam pelaksanaan Sustainable Business and Development dapat diwujudukan bersama. Maka peran UMKM juga layak diapresiasi oleh pemerintah dan dalam hal ini Pusat Studi CSR UBL dan FCL mendorong agar mereka juga mendapat penghargaan dengan mengikuti ajang Lampung Sustainability Award (LSA)," kata Rini selaku Ketua Pusat Studi CSR Universitas Bandar Lampung yang hadir untuk berbagi Pengetahuan dan pengalamannya.

Ia juga mengatakan, bahwa pada Bulan Desember mendatang akan ada 2 event besar di Lampung yang dapat menjadi peluang pemasaran bagi UMKM yaitu selain Lampung Sustainability Award (LSA) 2018, akan dihelat juga Silaknas ICMI 2018.

Nantinya akan hadir lebih dari 1200 orang dari seluruh Indonesia dan berbagai negara di Asia dalam kedua event tersebut. Dalam kegiatan ini seluruh UMKM juga akan turut serta meramaikan kedua event tersebut sesuai dengan  yang diinformasikan.(tim)

Senin, 26 November 2018 1 komentar

Gandeng Pemkab dan Perusahaan di Pesawaran, FCL Sosialisasi LSA 2018

FORUM CSR Lampung (FCL) kembali menggelar sosisaliasi Lampung Sustainbility Award (LSA) 2018. Kali ini sosialisasi menggandeng Pemkab Pesawaran yang dihadiri oleh hampir 60 peserta dari unsur Perusahaan dan SKPD berlangsung di Begadang Resto, pada Rabu, 21 November 2018.

Ketua Forum CSR Lampung Saptarini menjelaskan, pada prinsipnya semua perusahaan sudah melakukan, hanya terkadang terbatas pada lingkaran sosial saja. Pemahaman CSR hanya kepedulian kepada masyarakat sekitar, padahal kalau bicara CSR seharusnya operasional bisnis dilakukan dengan mengintegrasikan dan memperdulikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sehingga benefit dari menjaga lingkungan akan kembali ke perusahaan, contohnya seperti saat perusahaan jaga lingkungan bahan baku yang masih bisa terus tercukupi hingga kedepan.

Saat perusahaan hanya perhatikan lingkungan sosial, seringkali dapat menciptakan konsumen untuk perusahaan itu sendiri. Setidaknya menambah kepercaaan konsumen terhadap produk perusahaan. Apalagi ketika perusahaan kembangkan ekonomi, benefit pasti berbalik ke perusahaan dan bisa juga membantu mengkolaborasikan program-programnya ke pemerintah.

“Inti utamanya ialah ketika perusahaan hidup di lingkungan aman, kondusif dan bahan baku cukup hingga hubungan dengan pemerintah harmonis tentu iklim bisnis dan investasi juga akan lebih kondusif,”ujar Rini. 

Perkembangannya perusahaan saat ini sudah banyak perhatikan aspek tersebut, maka Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo dan Pemerintah Provinsi Lampung sudah 2 tahun terakhir kemarin memberikan penghargaan berupa Lampung CSR Award dan tahun ini berganti menjadi Lampung Sustainability Award (LSA) 2018.

Faktor pertama berubahnya menjadi Lampung Sustainability Award ialah karena unsur memperhatikan berita belakangan ini muncul khususnya terkait lingkungan seperti, ikan dilaut habitatnya terganggu. Bahkan, sudah ada isu lingkungan internasional setiap tahun kekurangan air bersih di Afrika, dampak seluruh kota harus berhemat air bersih, padahal salah satunya merupakan kota pariwisata. Selanjutnya juga berbagai dampak umum yang terjadi akibat pemanasan global.

“Saat ini dengan perusahaan sudah mulai melakukan upaya-upaya untuk sama-sama mencegah dampak-dampak tersebut, maka diharapkan sekarang aspek keberlanjutan tidak hanya sebatas dampak yang terjadi pada lingkaran perusahaan tetapi mulai perduli dengan dampak yang terjadi diluar,”tambahnya. 

Seperti contohnya, perusahaan produksi botol dari segi produk memang tidak ada masalah dan tidak melanggar hukum, tetapi botol yang digunakan konsumen ada tanggung jawab moralnya dengan lingkungan. Maka perlu ada program keberlanjutan untuk menjaga lingkungan, seperti bersih-bersih sampah atau daur ulang limbah botol.

Faktor kedua, diubah menjadi Lampung Sustainability Award karena dampak dari pembangunan baik yang dilakukan baik yang dilakukan Pemerintah, Badan Publik dan Perusahaan semakin meluas yang dampaknya tidak hanya di daerah sekitar.

Selanjutnya dari sisi peserta, Ketua Pusat Studi CSR Universitas Bandar Lampung (UBL) ini juga menjelaskan, jika memakai istilah CSR yang ikut hanya perusahaan-perusahaan karena terbatas dengan terjemahan korporasinya. Padahal korporasi definisinya ialah Badan Hukum dan di Indonesia masih salah kaprah, maka akhirnya pakai Sustainability Award sehingga semua bisa ikut jadi peserta mulai dari badan publik, UKM dan Pemerintah.

Kemudian dengan adanya sosialisasi LSA yang digelar mendapat apresiasi dari Bupati Pesawaran Dendi Romadhona. Beliau berharap dengan adanya penghargaan dapat lebih memotivasi perusahaan untuk menjaga lingkungan dan mensinergikan program-program keberlanjutannya sesuai program yang ada dalam SDG’s (Sustainable Development Goals). (tim)

Kamis, 08 November 2018 0 komentar

Jadikan CSR Budaya Kerja, FCL Gandeng Perusahaan di Lampung Berikan Bantuan Gempa dan Tsunami Palu

FORUM CSR Lampung bersama beberapa perusahaan di Lampung, seperti PT Great Giant Pineapple (GGF) dan PT PLN (Persero) Distribusi Lampung, PT Indofood, PT Keong Nusantara Abadi (wongcoco), Danone,  PT CCAI Lampung, PT Nestle Pabrik Panjang, Universitas Bandar Lampung (UBL) dan Yayasan Perduli Generasi Lampung memberikan bantuan kepada korban Gempa dan Tsunami Palu pada Kamis, 8 November 2018.

Bantuan akan disalurkan oleh Gemantara, sebagai badan yang ditunjuk Dinas Sosial Provinsi Lampung untuk menyalurkan bantuan sosial ke daerah bencana.

Dalam penyerahan bantuan kemarin turut hadir Ketua Forum CSR Lampung Saptarini, Ida Yulisnawati selaku Kabid Pemberdayaan Sosial Dinsos Provinsi Lampung dan perwakilan tim FCL.

Ketua Forum CSR Lampung Saptarini mengatakan, pemberian bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Palu tentu menjadi nilai lebih bagi perusahaan yang melaksanakann CSR.

"Kepedulian yang dilakukan oleh karyawan dari setiap perusahaan, ini sekaligus menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR sudah menjadi budaya di perusahaan tersebut.  Saat tanggung jawab sosial telah dirasakan, diyakini, dan dijalankan sebagai suatu kebiasaan baik yang terus menerus dilakukan bukan hanya oleh management, namun juga diikuti oleh karyawan maka kebiasaan tersebut tentu dikatakan sudah membudaya,"jelas Rini yang juga merupakan Ketua Pusat Study CSR Universitas Bandar Lampung.

Ia melanjutkan, hal ini juga bisa menjadi salah satu indikator, CSR yang dilakukan perusahaan bukan hanya tindakan sesaat untuk mencari nama belaka.

Selanjutnya, Senior manager sustainability Great Giant Foods Arief fatullah menyampaikan, karyawan GGF telah mempunyai inisiatif untuk  menggalang kepedulian-kepedulian sosial dan lingkungan. Kali ini tidak terkecuali untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya.

Untuk kepedulian sosial, seperti saat gempa Lombok, karyawan GGF bersama Forum CSR Lampung dan Yayasan Peduli Generasi Lampung memberi bantuan bantuan dengan membangun rumah tinggal sementara untuk korban gempa.

"Tahapan untuk terus memupuk kepedulian sosial, saat ini sedang proses pembentukan GGF Volunteer Club sebagai wadah untuk karyawan yang berjiwa volunteer, nanti mereka akan terlibat dalam kegiatan-kegiatan di sosial kemasyarakatan atau program CSR," jelas Arief.

Termasuk dalam monitoring, pendampingan program dan kegiatan-kegiatan yang berkontribusi pada aspek sosial dan lingkungan, tidak menutup kemungkinan ke Social Entrepreneur secara lebih luas yang mereka bisa dilakukan selaras dengan pekerjaan atau diluar jam kerja.

Karyawan juga banyak terlibat dalam upaya bijak energi dan air, safety back to family dan di HR juga mulai ada kegiatan untuk mendorong karyawan berperilaku hidup sehat seperti ada senam prolanis, health campaign dll. Dengan itu semua, CSR diharap lebih kuat mengakar sebagai budaya keseharian manajemen, karyawan dan keluarganya. (*)

1 komentar

FCL Dorong Semua Pihak Semangat Kontribusi Dalam Ajang LSA 2018

SETELAH Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Provinsi bersama Forum Corporate Social Responsibility Lampung (FCL) menggelar rapat pada awal November lalu, Lampung CSR Award kini resmi bertransformasi menjadi Lampung Sustainability Award (LSA) yang rencananya akan dihelat pada bulan Desember mendatang.

Setelah diselenggarakan selama dua tahun berturut-turut, Gubernur Lampung kembali akan memberikan penghargaan kepada pelaku usaha dan badan publik yang telah menjalankan program  CSR atau mendukung pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan istilah sustainability development. 

Ditahun ketiga ini, penghargaan yang semula dinamakan Lampung CSR Award (LCA) itu bertansformasi menjadi Lampung LSA. 

"Program Sustainable Development seyogyanya bukan hanya dilakukan oleh perusahaan berskala besar, namun juga ole UKM dan bahkan badan publik bahkan lembaga pemerintah,"ujar Ketua Forum CSR Lampung Saptarini.

Rini melanjutkan, LSA diharapkan bisa memberi apresiasi untuk semua pihak yang sudah melakukan upaya-upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan yang  mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.  

"LSA tidak terbatas perusahaan saja, akan tetapi ke semua sektor secara luas. Mulai dari Badan, Lembaga, Perbankan, UMKM serta pemerintah daerah yang sudah merealisasikan program pembangunan berkelanjutan,"ujar Ketua Pusat Study CSR UBL tersebut.

Saatnya menghilangkan cara pandang sempit dan egosektoral antar lembaga pemerintah atau badan publik secara internal maupun dengan pelaku usaha dan akademisi yang sering  menyebabkan inefisiensi, inefektivitas, overlapping, serta pemborosan anggaran. Sinergi akan membuat beragam masalah bisa teratasi dengan baik. 

Salah satu kekuatan SDGs adalah mendobrak kakunya egosektoralisme (silos), mendorong kerjasama, kesalingterkaitan (interconectedness) dan menyatukannya melalui indikator terukur. Indonesia kini memiliki 319 indikator SDGs. 

Untuk mencapai setiap target indikator SDGs, rencana aksi pelaksanaan sektor terkait harus dimasukkan, dimonitor dan dievaluasi, karena itu peran akademisipun menjadi sangat penting.
Isue pemanasan global, dampak perubahan iklim membuat dunia menyadari, perlunya kolaborasi, sehingga Majelis Umum PBB menggaungkan SDGs. 

Pemerintah Indonesia merupakan salah satu negara pendukung dan untuk  menunjukkan komitmen, Presiden menerbitkan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

Melalui Forum CSR Lampung, selama ini perusahaan-perusahaan di wilayah Lampung, baik swasta maupun BUMN bersinergi untuk berbagi penguatan pelaksanaan program, baik dari sisi pengetahuan dan kolaborasi program hingga memberikan dukungan kepada program pembangunan daerah.

Forum ini mensosialisasikan CSR yang sebenarnya, yang bukan hanya bicara tentang seberapa banyak dana ditebar, namun bagaimana para pelaku usaha mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi kedalam proses bisnisnya, sehingga para pemangku kepentingan mendapat manfaat optimal. 

Untuk mendukung pelaksanaan LSA, Bappeda menggelar rapat koordinasi dengan SKPD di lingkungan kerja Pemerintah Provinsi Lampung, pada siang harinya Bappeda melakukan pertemuan dengan para pelaku usaha termasuk UKM dan Badan Publik yang menjalankan peran tanggung jawab sosial dan lingkungan. 

Dengan trasformasi ini diharap lingkaran apresiasi juga bisa meluas hingga ke badan hukum publik yang menyelenggarakan fungsi tanggung jawab sosial dan lingkungan, sekaligus menguatkan penerapan sinergi antar lembaga dan organisasi dengan pemerintah guna mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Lampung, untuk mendukung pencapaian Indonesia dan dunia. 

Untuk itu anggota Arbiter BANI ini juga berharap, banyak perusahaan dan UKM yang menyampaikan Laporan atau Informasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan melalui Forum CSR Lampung, bukan hanya sekedar untuk mendapat apresiasi, namun juga karena melaksanakan program tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan kehormatan (dignity), indikator suatu badan usaha atau badan publik dikatakan sebagai organisasi yang bertanggungjawab dan layak dipercaya. 

Dan, untuk Ketua tim penilai LSA 2018 tahun ini langsung dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLHD). (*)
1 komentar

BPSAB Lakukan Serah Terima Bantuan Alat dan Perlengkapan Safety

BPSAB (Badan Pengelola Sarana Air Bersih) melakukan serah terima bantuan alat dan perlengkapan safety. Hal ini sebagai penunjang sarana prasarana keluarga BPSAB di Desa Teba, Kota Agung Timur yang dilakukan bersama Bappeda, Kodim,  Aqua Danone dan mitra kerja YKWS. (*)

 
;