Senin, 30 April 2018 0 komentar

Lampung Jadi Pembuka National Launch Coke Kicks 2018

radarlampung.co.id - Memasuki tahun ke-8 perhelatan Coke Kicks 2018 siap kembali dihelat, perhelatan training profesional sepak bola ini diresmikan dengan National Launch Coke Kicks 2018 Lampung di Whiz Prime Hotel, Sabtu (28/4). 

Public Affairs and Communications Director Coca Cola Amatil Indonesia Lucia Karina memaparkan program Coke Kicks 2018 ialah potensi untuk melihat masa depan lewat sepak bola yang memiliki daya tarik terbesar dibidang olahraga.

Sejak tahun 2011, CCAI bermitra dengan dengan Yayasan Asian Soccer Academy (ASA) menjalankan program pelatihan sepak bola profesional di seluruh Indonesia. Perhelatan Coke Kicks di Lampung akan diikuti 16 tim yang masing-masing tim terdiri dari 2 pelatih dan 14 pemain, terpusat di Lapangan Desa Margodadi, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan yang berlangsung mulai dari Sabtu (28/4) – Minggu (29/4). 

Dan, kali ini Nasional Launch Coke Kicks 2018 di Lampung karena dukungan agresif dari tim CCAI Lampung dan spesialnya Lampung karena sudah dua kali mendapatkan penghargaan dari Lampung CSR Award yaitu predikat Golden ditahun 2016 dan Platinum 2017. Penghargaan ini didapatkan karena program inspiratif CSR CCAI salah satunya komitmen menggelar Coke Kicks sejak tahun 2011. 

"Maka program Coke Kicks tahun ini, lebih bertujuan untuk membidik peningkatan kualitas dan kemampuan pelatih dan talenta sepak bola lokal. Nantinya ada tiga sesi yang harus dilalui yaitu train the trainers, player coaching dan mini competition,”ujar Lucia. 

Lebih lanjut, dipilihnya training ke pelatih karena ditangan para pelatih inilah berkesempatan mencetak para generasi emas para pemain sepakbola. Selama 8 tahun, sejak perhelatan Coke Kicks telah memberikan pelatihan kepada 16.000 anak dan 1.000 pelatih di 763 titik di seluruh Indonesia. Dan, ditahun ini akan ada 320 pelatih sepak bola dan 2.240 pemain sepak bola muda di setiap daerah di Indonesia siap ikuti training. 

Technical Manager Asian Soccer Academy (ASA) Foundation Lee Hawkins memaparkan ada tiga hal paling penting digagas setiap perhelatan Coke Kicks, yaitu sikap, dedikasi dan motivasi untuk terus berkembang ke jenjang paling tinggi. 

“Kami yakin banyak generasi muda di Indonesia memiliki banyak bakat sepak bola yang terpendam, maka kami terus mendukung program Coke Kicks agar minat olahraga semakin bisa dikembangkan dengan metode pelatihan komprehensif yang bisa menjadi pelatih dan pemain profesional,”jelasnya. (tim) 

=================================================
Artikel ini telah tayang di RADAR LAMPUNG ONLINE
Judul: Lampung Jadi Pembuka National Launch Coke Kicks 2018 | Radar Lampung Online
Copyright © www.radarlampung.co.id
=================================================

1 komentar

Cara Inspiratif PT Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk Rayakan Hari Bumi

World Earth Day Celebration 2018

PT Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk (Cargill) Way Bungur, Lampung Timur pada Kamis, 26 April 2018 menggelar peringatan Hari Bumi Sedunia tahun 2018.

Kegiatan dipusatkan tepat area di PT Sorini Agro Asia Corporindo Way Bungur, Lampung Timur yang diisi dengan rangkaian kegiatan inspiratif, seperti Pembuatan Lubang Biopori Sebanyak 1.000 lubang, perawatan dan pemeliharaan tanaman sebanyak 150 tanaman di SMAN 1 Way Bungur dan pengelolaan sampah organik dan an-organik. 

Selain itu, dilakukan juga edukasi mengenai cara pembuatan Lubang Resapan Biopori dari para praktisi. 

Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Way Bungur, Kepala Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa Tambah Subur, Siswa-Siswi SMAN 1 Way Bungur dan SMKN 1 Way Bungur beserta guru dan karyawan PT Sorini serta masyarakat di Desa Tambah Subur kecamatan Way Bungur, Lampung Timur. 

Setiap unsur masyarakat berkewajiban menjaga dan melestarikan Bumi dimana kita berada. KITA BERADA DALAM SATU BUMI dan BUMI KITA SATU. (tim)

Sabtu, 28 April 2018 0 komentar

Latar Belakang Transformasi LCA Menuju LSA

JELANG perhelatan Lampung CSR Award (LCA) 2018 yang akan bertransformasi menjadi Lampung Sustainability Award (LSA), Forum CSR Lampung (FCL) dan seluruh pihak kini tengah memasuki tahap proses persiapan.

Transformasi LCA 2018 menjadi LSA, dilatar belakangi dari rencana Badan Perencanaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung dengan pertimbangan memperluas lingkup kepesertaan dalam perhelatan Lampung Sustainbility Award (LSA).

Ketua Forum CSR Lampung Saptarini memaparkan, secara garis besar perhelatan LSA akan membuka kesempatan lebih luas bagi peserta yang tidak hanya sekedar untuk perusahaan atau corporate, tetapi ke semua lini instansi secara keseluruhan.

Mulai dari badan, lembaga, perbankan, UMKM bahkan pemerintah daerah yang sudah merealisasikan program pembangunan berkelanjutan juga patut di apresiasi dengan diberikan kesempatan menjadi peserta di LSA.

Lebih lanjut Rini menjelaskan, bagi para calon peserta LSA yang belum memiliki program baru CSR, hal ini tidak menjadi masalah.

"Karena indikator penilaian bukan dari program baru, melainkan dinilai dari pengukuran dampak keberkelanjutan dari program CSR yang sudah direalisasikan, apakah sudah mencakup sosial, ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup,"papar Rini.

Nantinya dari program CSR berkelanjutan perusahaan yang sudah dilakukan, indikator penilaian selanjutnya ialah menilai seberapa besar program CSR dikaitkan dalam ke Visi Misi perusahaan.

Sehingga CSR tidak hanya sekedar program tetapi sudah dapat mencakup aspek sosial,  ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup yang dapat terintegrasi dengan prospek kinerja perusahaan.

Penilaian selanjutnya, dari program CSR yang sudah dilakukan perusahaan akan disinergikan dengan Target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainbility Development Goals (SDGs) yang bisa diterapkan di Lampung.

"Sinerginya program CSR dengan SDGs akan membantu memetakan program keberlanjutan baik untuk perusahaan atau pemerintah, sehingga kegiatan CSR yang dilakukan dapat lebih terarah dan terukur hingga berpengaruh sampai kancah global,"papar Rini.

Terkait Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, secara resmi sudah dituangkan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2017, setelah Presiden Joko Widodo menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bersama seluruh negara menyetujui penerapaan SDGs dengan target hingga tahun 2030.

Implementasi agenda pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs), berisi 17 tujuan dan 169 target yang harus dicapai pada tahun 2030. SDGs memiliki target-target yang lebih detail dan multisektor dibandingkan dengan MDGs sebelumnya.

Secara global, SDGs sendiri memiliki tiga tujuan prioritas yaitu kesejahteraan ekonomi masyarakat, keadilan dengan berkurangnya kesenjangan sosial dan kelestarian lingkungan.

"Hal inilah yang harus dipahami para peserta Lampung Sustainbility Award (LSA), terkait pemahaman indikator yang jadi tolak ukur penilaian para juri,"jelas Rini.

Ia melanjutkan, terakhir kabar baik untuk Lampung berkesempatan menjadi tuan rumah Indonesia Sustainbility Reporting Award (ISRA) 2018.

"Dengan terselenggaranya ISRA 2018 di Lampung, semoga dapat memberikan pemahaman dan dampak lebih besar terkait penerapan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainbility Development di Lampung,"harap Rini. (tim)

Selasa, 24 April 2018 0 komentar

Komitmen Penerapan SDGs Kampung Wisata Agro Widya






















SEJAK diresmikan pada Desember 2016 lalu, Kampung Wisata Agro Widya yang berlokasi di Kampung Sinar Harapan Rajabasa Raya masyarakatnya kini sudah mulai beranjak mandiri. 

Berbagai ide dan kreatifitas perlahan terus digali dari berbagai potensi yang ada. Sebelumnya  Kampung Wisata Agro Widya yang berlokasi di Kampung Sinar Harapan Rajabasa Raya mendapatkan bantuan CSR dari PT PLN (Persero) Distribusi Lampung melalui program PLN Perduli dan Universitas Bandar Lampung (UBL) sebagai contoh Perkampungan yang berhasil menjadi desa agro. 

Desa agro ialah desa berbasis pertanian yang dapat menggerakan kemandirian ekonomi masyarakat, kesadaran sosial dan pentingnya menjaga lingkungan. Jika dihubungkan, tentu masih berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). 

Di  Kampung Wisata Agro Widya, saat ini sudah memiliki rumah belajar budi daya pertanian dan perikananan. Selain itu, pengelola kampung tersebut juga memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar pertanian dan perikanan, misal cara membuat biogas. 

Bagi masyarakat yang tertarik dan ingin mengetahui cara membudidayakan ikan maupun membuat biogas bisa langsung datang ke rumah-rumah pembelajaran yang telah disediakan di Kampung Wisata Agro Widya. 

Selain rumah biogas, ada rumah hidroponik, rumah padi, rumah cacing, rumah baung, rumah patin, dan rumah lele. Kampung Wisata Agro Widya harapannya dapat memberi dampak yang baik untuk masyarakatnya, khususnya bagi kemajuan Lampung.

Khusus untuk rumah biogas, masyarakatnya saat ini sudah berhasil menekan konsumsi elpiji perbulannya. Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik rumah tangga, sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.

Salah satunya bapak Suyut, warga Kampung Wisata Agro Widya yang memanfaatkan kotoran sapi menjadi gas rumah tangga. Mulai dari segi ekonomi, konsumsi elpiji yang perbulan bisa mencapai 3 tabung, jadi hanya 1 tabung
konsumsi perbulannya. 

Selanjutnya dari segi lingkungan, bapak Suyut berhasil menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi gas, sehingga tidak mengotori keberlangsungan lingkungan sekitar. 

Biogas juga bermanfaat untuk mengurangi asap dan kadar karbon dioksida di udara, sehingga kualitas udara untuk generasi selanjutnya bisa tetap terjaga.  Dan, terakhir dari segi sosial ia bisa membantu sesama menyebarkan manfaat pengelolaan biogas.

Awalnya ia memang mandiri melakukan pemanfaatan biogas dengan alat seadanya, tetapi dari PLN Distribusi Lampung memberikan bantuan beberapa alat yang digunakan dalam memaksimalkan proses gas bisa aman mengalir hingga ke kompor rumah tangga.   

Selain rumah biogas, pak Suyut juga memanfaatkan peluang sektor pertanian dengan pemanfaatan berbagai tanaman baik tanaman hias ataupun tanaman sayur. Masih memanfaatkan biogas, hasil akhirnya menghasilkan pupuk yang bisa di manfaatkan untuk tanaman. Selain metode tanam dengan tanah dan pupuk hasil biogas, metode penanaman hidroponik juga dilakukan untuk menanam berbagai sayuran fresh yang bisa menjadi sumber tambahan pendapatan pak Suluk dan keluarga.

Dari harga tanaman yang dijual juga sangat terjangkau, hanya mulai dari Rp 5.000- Rp 15.000/tanaman. Ada tanaman hias yang bisa digunakan untuk percantik hunian atau dekorasi pesta hingga tanaman sayur fresh yang bisa dikonsumsi.

Bagi Pak Suyut, inilah feed back yang dapat ia rasakan dari belajar menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs). ‘Saat kita menjaga alam, maka alam akan memberkahi dengan diberikan banyaknya kesempatan dan manfaat saat menjaga keberlangsungannya.’ (tim)














Sabtu, 21 April 2018 0 komentar

Nestle Komitmen Kembangkan Kemitraan Berkesinambungan Petani Kopi


TERKAIT kunjungan tim Forum CSR Lampung (FCL) bersama Bappeda Provinsi Lampung dalam agenda rapat membahas perkembangan dan evaluasi LCA 2017, PT Nestle Indonesia Panjang Factory memaparkan Kemitraan Berkesinambungan dalam menciptakan Manfaat Bersama.

Produk Necafe mulai diproduksi di Indonesia, tepatnya di PT Nestle Indonesia Panjang Factory di Lampung pada 1978. Nescafe adalah salah satu merek kopi terbesar di dunia yang telah dinikmati oleh begitu banyak konsumen. Lampung merupakan wilayah penghasil biji kopi robusta terbesar di Indonesia, dan pabrik kami di panjang memproduksi Nescafe untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia.

Dalam menyeleksi biji kopi dari hasil panen wilayah setempat, selalu mengutamakan rasa sebagai kriteria utama. Pada masa-masa awal operasional Pabrik Panjang, para spesialis pencicip kopi kami menggunakan keahlian mereka untuk menyeleksi contoh biji kopi yang diserahkan oleh para pedagang kopi dan hanya menerima biji kopi yang memenuhi standar rasa Nescafe yang begitu tinggi.

Selama periode itu, telah terbentuk sebuah persepsi di antara para pedagang bahwa biji kopi yang baik hanya ditentukan oleh kualitas fisik atau rupa dari biji kopi itu sendiri.

Pada awal 90an, Pabrik Panjang mulai melakukan pelatihan coffee tasting bagi para pedagang kopi setempat untuk menanamkan pengertian kepada mereka tentang pentingnya rasa dalam produksi kopi. Kegagalan dalam memberikan rasa yang optimal umumnya disebabkan oleh pengelolaan biji kopi yang kurang baik pasca panen. Pabrik Panjang kemudian ditunjuk oleh Grup Nestlé sebagai pusat “Kendali Mutu Pra-pengiriman” untuk biji kopi ekspor asal Indonesia yang digunakan oleh beberapa pabrik Nescafe di seluruh dunia.

Pada 1994, Nestle Indonesia memutuskan untuk bekerja sama langsung dengan para petani kopi lokal untuk mendapatkan kualitas rasa yang tepat dan baik. Inisiatif ini dimulai dengan mendirikan sebuah tim yang berdedikasi penuh, yaitu Departemen Agriservice. Para ahli kami dalam hal pengelolaan biji kopi bekerja dengan para petani kopi di Pekon Ngarip Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus, memperkenalkan teknik-teknik terbaik dalam hal pengelolaan panen dan pasca panen.

Dengan begitu banyaknya petani yang antusias mengikuti kegiatan ini, jumlah panen per hektar pun meningkat dua kali lipat. Selain itu, melalui pengelolaan pasca panen yang baik, biji-biji kopi yang dihasilkan juga memiliki profil "cup taste" yang jauh lebih baik. Kelompok-kelompok petani juga diberikan pelatihan untuk mengevaluasi kualitas dari produk mereka, yang pada akhirnya memungkinkan konsumen untuk menikmati kopi berkualitas tinggi di pasar.

Sebagai upaya membantu mewujudkan kesinambungan produksi kopi Indonesia (Sustainable Coffee Production), sejak 2000, Nestlé juga telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember untuk mencari dan menyeleksi bibit kopi unggul melalui teknologi Genetic Mapping, yaitu sebuah teknologi yang dapat mempercepat proses penemuan bibit kopi unggul.

Selanjutnya, Nestlé juga menghibahkan teknologi Kultur Jaringan (Somatic Embryogenesis ) yaitu teknologi untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat, di mana bibit yang dihasilkan akan memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.

Pada 2008, Menteri Pertanian meresmikan Pusat Somatic Embryogenesis kakao pertama di Indonesia hasil kerja sama alih teknologi dari Nestlé R&D Centre di Tours, Perancis. Oleh Puslitkoka, teknologi Somatic Embryogenesis telah digunakan untuk mempercepat proses revitalisasi tanaman kakao rakyat agar produksi kakao Indonesia tetap terjaga di tahun-tahun mendatang.

Upaya-upaya ini merupakan sebuah kemitraan yang saling menguntungkan untuk menciptakan manfaat bersama bagi Nestlé dan para petani kopi, yang juga membantu meningkatkan kualitas hidup keluarga mereka.

Dalam proses perjalanannya petani kopi di Lampung terus ikut berperan dalam membangun kualitas produk kopi Nescafe. Hal itu dilakukan melalui beragam kegiatan pelatihan seperti peremajaan tanaman kopi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik budidaya kopi robusta yang berkelaniutan, penanganan tanaman sebelum dan sesudah panen.

Selain itu, peningkatan pengetahuan mengenai mata rantai biji kopi termasuk pemasarannya, serta membantu para petani kopi untuk mendapatkan akses fasilitas pembiayaan dari bank.

Dengan bantuan teknis maupun frnansial untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, Nestle ingin membuka kesempatan bagi para petani kopi untuk ikut bersaing di pasar kopi nasional dan global, hingga pada akhirnya dapat turut meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya.

Kemudian, selain aspek teknis, akses finansial juga penting agar para petani kopi memiliki keunggulan kompetitif di tengah berkembangnya industri kopi di lndonesia.

Nestle saat ini tengah mengembangkan model financial ecosystem yang kami harapkan dapat berkembang dalam skala yang lebih besar melalui keria sama dengan pemerintah untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian bekerjasama dengan Bank BTPN dan Rabo Bank .

Pencapaiannya saat ini,  Kemitraan Nestlé Indonesia kini telah menjangkau sekitar 20.000 petani, dan lebih dari 18.000 di antaranya telah memperoleh validasi 4C (Common Code for the Coffee Community), sebuah standar yang disusun oleh 4C Association yang mencakup berbagai aspek dalam pertanian kopi berkelanjutan.

Selanjutnya PT Nestle Indonesia, tahun 2017 telah menandatangani nota kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Lampung dalam pemberdayaan petani kopi Lampung dengan mencantumkan logo khas daerah Lampung yaitu Siger Lampung pada kemasan kopi Nescafe Classic.

Hal itu dilakukan agar kopi Lampung jenis robusta semakin terkenal dan mendunia dengan ditampilkannya logo Siger Lampung pada kemasan produk kopi Nescafe Classic. Saat ini sebagai salah satu produsen kopi terkenal, pabrik kopi Nescafe di Panjang, Kota Bandar Lampung telah menggunakan 100 persen biji kopi robusta pilihan asal Lampung. (Tim)


0 komentar

Evaluasi LCA 2017 Menuju LSA 2018

SEBAGAI langkah awal persiapan jelang Lampung CSR Award (LCA) 2018 yang akan bertransformasi menjadi Lampung Sustainability Award (LSA), Forum CSR Lampung (CSR) mengadakan pertemuan khusus membahas dua agenda rapat. 

PT Nestle Indonesia Factory Panjang yang merupakan penerima penghargaan dari LCA 2017 katagori Sustainbility Award menjadi tuan rumah pertemuan kedatangan tim FCL dan Bappeda Provinsi Lampung, Jumat (16/4).

Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini memaparkan dalam kunjungan ke PT Nestle Indonesia Factory Panjang Lampung secara garis besar ada dua hal yang dibahas. Pertama sesi sharing ide CSR dan sesi kedua diinisiasi langsung oleh Bappeda Provinsi Lampung dalam rangka perkembangan dan evaluasi pelaksaanaan LCA 2017.

"Dalam sesi pertama yaitu sharing ide CSR, memang hampir selalu ada dalam pertemuan FCL kepada para perusahaan dan UMKM perserta LCA. Tujuannya memang untuk memberi inspirasi dan informasi kepada teman-teman perusahaan dalam menyusun program CSR di perusahaannya,"jelas Rini begitu perempuan ini disapa. 

Dalam sesi pertama sharing ide, turut menggandeng Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan TP4K yang memaparkan ide CSR bagi komunitas hutan kemasyarakatan di Lampung Barat. Dengan menjelaskan beragam potensi yang dikembangkan sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan. 

Lebih lanjut, Rini memaparkan dalam sesi kedua di inisiasi oleh Bappeda Provinsi Lampung untuk evaluasi dan  mendapat masukan terkait pelaksanaan dan evaluasi LCA.  Dalam kunjungan ini khusus dihadiri oleh perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan Lampung CSR award 2017, antara lain Nestle, GGF, Cocacola, PT.BA, Telkom, Daihatsu, RSIA Metro, Elty Hotel, dan beberapa UKM.

Dari beragam perusahaan termasuk UMKM, Bappeda memberikan masukan terkait perbaikan sistem dan indikator penilaian LCA yang namanya diubah menjadi Lampung Sustainability Award (LSA) 2018. 

"Tujuan sesi ini ialah untuk membangun minat lebih banyak lagi perusahaan. Baik dari swasta, BUMN, UKM dan Badan Usaha lainnya yang malaksanakan tanggung jawab sosial untuk berpartisipasi dalam bisnis dan pembangunan yang berkelanjutan,"jelasnya.

Banyaknya partisipan LCA, tentu selain membantu pemerintah dalam memberikan apresiasi terhadap perusahaan yang menjalankan bisnis dengan bertanggungjawab, juga agar dampak dari program lebih mudah dipetakan. 

Selama ini perusahaan sudah banyak berbuat bagi pembangunan melalui program CSR, namun sayangnya belum terukur. Informasi program akan membantu memudahkan akademisi dan pemerintah memetakan manfaat program CSR yang ada akhirnya juga akan bermanfaat sebagai bahan perusahaan untuk mengoptimalkan manfaat kegiatannya. (tim) 


Kamis, 19 April 2018 0 komentar

CSR Award Wadah Evaluasi Perusahaan

BANDARLAMPUNG — Ajang penganugerahan Lampung Corporate Social Responsibility (CSR) Award 2017, diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi perusahaan, juga dapat dijadikan sebagai wadah bagi pelaku usaha dalam melakukan evaluasi dan mengukur pertumbuhan pembangunan berkelanjutan.

Tolak ukur CSR bukanlah sekedar uang yang ditebar, apapun bentuknya tidak perduli berapapun rupiahnya apapun programnya, akan sangat bermanfaat.

Apalagi jika perusahaan dengan focus CSR nya masing-masing, membuka diri untuk mengkolaborasikannya dengan arah pembangunan pemerintah daerah.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Forum CSR Lampung (FCL), Veronica Saptarini, saat memberikan sambutannya dalam acara Malam Penganugerahan Lampung CSR Award (LCA) 2017 ke-2, yang berlangsung di Ballroom Swiss-belhotel, Bandarlampung, Rabu (18/10).

Dalam sambutannya, Saptarini juga menegaskan, dari data yang terhimpun dalam ajang LCA, terlihat kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, bisa menjadi terobosan dalam mengatasi masalah kesenjangan.

Adanya Lampung CSR Award diharapkan bisa menjadi semangat untuk lebih baik lagi. Dalam hal ini bukan tentang menang atau kalah, karena semua peserta atau perusahaan yang sudah melakukan dan menyampaikan laporan sebagai bentuk komitmen kepada stakeholder, sudah menjadi pemenang. Karena pada dasarnya ber CSR adalah suatu kehormatan.

Kepedulian pemerintah untuk memfasilitasi dengan tetap menghormati focus program CSR perusahaan masing-masing juga diperlukan untuk membuat perusahaan makin bersemangat mewujudkan CSR yang sebenarnya.

Sudah tepat jika tim fasilitasi CSR provinsi dan tim fasilitasi CSR serta forum CSR yang mulai terbentuk di masing-masing kabupaten saling berkoordinasi, karena banyak perusahaan yang melaksanakan CSR bukan hanya di wilayah lokasi perusahaan, namun lintas kabupaten/kota, sehingga dampak manfaat nya lebih luas dan akhirnya bisa mengatasi kesenjangan sosial ekonomi yang masih ada.

Forum CSR Lampung, sebagai penyelenggara Lampung CSR Award 2017, menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Lampung, Mridho Ficardo yang telah berkanan memberi penghargaan kepada perusahaan di Lampung, terimakasih kepada para perusahaan yang telah melakukan dan menyampaikan laporan CSR.

Sementara itu Gubernur Lampung, M. Ridjo Ficardo yang hadir di malam penganugerahan CSR Award 2017, sekaligus pembukaan Seminar Nasional dan Sidang Pleno ISEI ke XIX mengatakan, Pemerintah Provinsi Lampung mengapresiasi kepada dunia usaha atas pelaksanaan program CSR yang ada di bumi ruwa jurai ini.

Malam ini juga akan disampaikan anugerah Lampung CSR Award 2017 untuk yang kedua kalinya. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk sinergi antara pemerintah Provinsi Lampung dan Forum CSR Lampung. (IH).


0 komentar

Coca-Cola Forest Fun Learning, Cara CCAI Tanamkan Cinta Profesi Petani

radarlampung.co.id – PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Lampung kembali menghelat kegiatan Coca Cola Forest Fun Learning Seri-3, bertempat dia zona satu area pabrik CCAI Lampung, Kamis (29/3).

Dalam kegiatan Coca Cola Forest Fun Learning,untuk ketiga kalinya PT CCAI area Lampung menggandeng anak-anak SDN 1 Sukanegara, Forum Pendidik Sukanegara, Agra Indonesia, Karang Taruna, memberi edukasi kepada anak-anak dan warga sekitar pabrik CCAI.

CA Regional Manager West Indonesia CCAI Yayan Sopian mengatakan kegiatan Coca Cola Forest Fun Learning dilakukan setiap akhir bulan dan khusus bulan ini sekaligus peringati hari air sedunia mengajarkan dan memahami fungsi lingkungan untuk membentuk generasi muda menuju kampung mandiri lestari.

“Dalam kegiatan Coca-Cola Forest ini mengajarkan anak semai tanam, panen, mengemas dalam bentuk yang menarik hingga teknik memasarkannya. Kegiatan ini digelar untuk mengenalkan sejak dini dunia pertanian terhadap anak dan pada intinya CCAI Lampung ingin menjadikan petani sebagai profesi yang menarik dan banyak peminatnya,”jelas Yayan kepada radarlampung.co.id, Kamis (29/3).

Ketua forum Pendidik Desa Sukanegara Afendi mengungkapkan forum Coca-Cola Forest Fun Learning Seri Ke-3 ini sangat membantu memberikan pengetahuan kepada anak-anak terkait industri khususnya terkait pertanian.

“Karena saat ini masih minimnya pengetahuan masyarakat terhadap hal industri khususnya bidang pertanian. Maka sangat baik jika kecintaan anak-anak tentang pertanian dikenalkan, dari sekarang,”ucapnya.

Dalam acara Coca-Cola Forest Fun Learning hari ini, CCAI Lampung juga kedatangan Kunjungan Industri SMK PGRI 2 Pringsewu, dengan membawa 41 siswa-siswi yang terdiri dari Jurusan Akuntansi, Farmasi, dan TKJ.

Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Pringsewu Lukman mengatakan banyak sekali pelajaran yang bisa didapatkan di acara Coca-Cola Forest Fun Learning dan tentu sangat bermanfaat untuk anak-anak.

“Semoga kegiatan Coca-Cola Forest ini bisa terus semakin berkembang, sehingga kegiatan ini bisa menjadi contoh untuk semua pihak baik sekolah ataupun instansi lainnya,”tuturnya. (hen/ynk)

=================================================
Artikel ini telah tayang di RADAR LAMPUNG ONLINE
Judul: Coca-Cola Forest Fun Learning Cara CCAI Tanamkan Cinta Profesi Petani | Radar Lampung Online
Copyright © www.radarlampung.co.id
=================================================

Selasa, 17 April 2018 0 komentar

UKM Ramaikan CSR Award 2017

BANDARLAMPUNG—Jelang event Lampung Corporate Social Responsibility (CSR) Awards 2017, tim penilai telah mendapatkan 26 perusahaan yang lolos seleksi untuk bersaing mendapat penghargaan ajang tersebut. Menariknya, ajang yang akan digelar di Swissbel Hotel, pada 18 Oktober 2017 ini tak hanya diikuti perusahaan besar, namun juga dari UKM.

"Ada dua puluh enam perusahaan yang dipastikan lolos tahap penilaian laporan. Selanjutnya akan diadakan tahap presentasi yang akan dilaksanakan di Gedung Pasca Sarjana UBL,” ujar Ketua Forum CSR Lampung, Saptarini, Sabtu (14/10).

Menurut Rini, selama ini anggapan realisasi CSR hanya dilakukan oleh perusahaan besar, padahal pada praktiknya para pelaku UKM juga sudah menerapkannya.

"Selama ini mereka (UKM) sudah melakukan, namun tidak menyadari bahwa kegiatan yang mereka lakukan itu adalah bagian CSR,” kata dia.

Untuk perusahaan, penilaian meliputi kesinambungan, pelaksanaan dan manfaat program baik dari perusahaan, masyarakat, lingkungan, ekonomi maupun pembangunan daerah.

Sedangkan Untuk UMKM penilaian terbatas pada proses bisnis internal berkelanjutan, seperti proses bisnis ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat sekitar dan pemberdayaan kearifan lokal.

Rini menekankan, konsep CSR yang sebenarnya masih perlu disosialisasikan. Selama ini pemahaman CSR hanya sebatas charity, bantuan dana atau PKBL (program kemitraan dan bina lingkungan) untuk masyarakat.

Hal itu menyebabkan CSR rawan disalahgunakan, seperti terungkap dalam beragam kasus yang diekspose media, termasuk berita yang melibatkan bupati Cilegon.

“Di Lampung kecenderungan penyalahgunaan juga rawan terjadi. Kami menerima beberapa informasi tentang adanya kebijakan pemerintah daerah, dimana perusahaan diarahkan memberi dana CSR yang dikaitkan dengan perizinan,” tambahnya.

Dia melanjutkan, karena itu Forum CSR Lampung (FCL) juga melakukan berbagai sosialisasi dan kerjasama baik ke pelaku usaha, instansi pemerintah maupun organisasi profesi dan NGO.

Untuk diketahui, CSR atau sustainable development, tidak terlepas dari konsep triple bottom line (TBL) yang dikemukakan Elkinton. Dalam konsep ini kesuksesan perusahaan diukur dengan 3 aspek, yaitu people, planet dan profit atau sering kita kenal sebagai bidang sosial, lingkungan dan ekonomi.

Pelaksanaan CSR merupakan salah satu bentuk penerapan TBL. Saat proses bisnis di intergrasikan dengan ketiga aspek itu, perusahaan telah mengimplementasikan CSR, sekaligus melaksanakan pembangunan bekelanjutan, yaitu pembangunan baik kota maupun bisnis yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi masa depan”.

Baca Juga:  UKM Pers Pilar Ekonomi HUT 24

"Adanya award ini diharapkan bisa menjadi semangat dan wadah bagi pelaku usaha untuk melakukan evaluasi dan mengukur manfaat CSR. Jadi bukan sekedar uang yang ditebar,” kata Rini.

Sebagai catatan, tahun ini lebih dari 512 program masuk dalam pelaporan CSR, dengan tim penilai dari tingkat nasional, NCSR, A+CSR, BINUS, juga akemisi Lampung diantaranya UNILA dan UBL, serta instansi di tingkat provinsi, antara lain Bapeda, Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, pariwisata, dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemprov Lampung bersama Forum CSR Lampung. FCL menjadi wadah perusahaan yang peduli bisnis dan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Lampung, karena banyak perusahaan yang melaksanakan CSR bukan hanya di wilayah lokasi perusahaan, namun lintas kabupaten/kota.

Kedepan, diharapkan kegiatan ini bisa diintegrasikan kekabupaten/kota sehingga manfaatnya lebih luas, baik dari sharing pengetahuan tentang CSR hingga sinergi manfaat program.

Para peserta menyatakan, CSR memberikan manfaat bagi pelaku usaha, setidaknya, membuat karyawan menjadi lebih semangat karena menjadikan hidup lebih berarti bagi masyarakat dan lingkungan.

Beberapa diantaranya menyatakan penghargaan yang diterima terkait CSR telah membantu meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan termasuk menjalin kerjasama yang lebih baik dengan masyarakat, konsumen dan pemerintah.

Dewi Fitriasari, pengajar dari BINUS yang merupakan Dewan Pengurus NCSR di Jakarta, sangat mengapresiasi penyelenggaraan LCA, karena selain melibatkan tim penilai dari akademisi, juga banyak dinas instansi pemerintah yang terlibat.

“Selain sebagai ajang apresiasi untuk pelaku usaha yang sudah ikut dalam sustainability Development, ajang CSR Award juga bisa menjadi kesempatan bagi pemerintah, untuk lebih mendekatkan diri dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan CSR supaya lebih bermanfaat bagi semua pihak,” pungkasnya.


0 komentar

Coca-Cola Forest Sabet Platinum CSR Award

BANDARLAMPUNG—Coca-Cola Amatil Indonesia menerima penghargaan Platinum Lampung CSR Award 2017 untuk kategori lingkungan. Award ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah Lampung kepada perusahaan yang telah berkontribusi dalam kategori Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menjaga lingkungan.


Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo di hadapan 500 peserta yang terdiri dari perwakilan perusahaan, pemerintah dan ahli ekonomi yang mengikuti kegiatan Seminar dan Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia XIX dari berbagai provinsi di Indonesia.


Kegiatan tahunan ini merupakan inisiatif dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) provinsi Lampung, Forum CSR Lampung, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.


Malam Penganugerahan Lampung CSR Award 2017 juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, dan Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Pusat, Muliaman D Hadad.


Menurut V. Saptarini Ketua Forum CSR Lampung dalam pernyataan persnya mengatakan, setiap peserta melewati berbagai tahap penjurian yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik dalam level regional dan nasional.


Baca Juga:  UKM Ramaikan CSR Award 2017


Coca-Cola Amatil Indonesia dianggap pantas untuk menyandang penghargaan Platinum Lampung CSR Award 2017, untuk kategori lingkungan berkat program CSR unggulannya yaitu Coca-Cola Forest, mewakili provinsi Lampung.


Lampung CSR Award 2017 diikuti oleh 33 perusahaan yang melaporkan lebih dari 512 program untuk kategori pendidikan, infrastruktur, kesehatan, lingkungan, ekonomi, serta kategori sosial lainnya”.


“Komitmen Coca-Cola Amatil Indonesia untuk tumbuh bersama masyarakat dan lingkungan di mana pun kami beroperasi kami wujudkan melalui berbagai macam program di seluruh Indonesia. Melalui program Coca-Cola Forest ini kami menggabungkan program-program untuk memberdayakan masyarakat melalui berbagai macam pelatihan pelatihan, sekaligus melestarikan lingkungan melalui penanaman pohon di area resapan air,” ungkapnya.


Baca Juga:  Nestle Raih Sustainability Award 2017


Corporate Affairs Regional Manager Coca-Cola Amatil Indonesia, Yayan Sopian mengatakan, penghargaan ini mencerminkan bentuk komitmen kami untuk bertumbuh bersama masyarakat di area tempat kami beroperasi sebagai bisnis yang bertanggung jawab.


“Kami harap upaya Corporate Social Responsibility yang kami jalankan dapat menjadi contoh positif bagaimana sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat dapat bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan,” jelasnya.


Yayan menambahkan, sejak memasuki Indonesia 25 tahun lalu, bertumbuh bersama masyarakat dan berkontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup telah menjadi bagian penting dari bisnis Coca-Cola Amatil Indonesia.


Upaya Coca-Cola Amatil Indonesia dalam menjalankan program-program CSR dan Sustainability diterapkan dalam empat pilar: Our People, Our Wellbeing, Our Environment, dan Our Community.


Perlu diketahui, Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) adalah perusahaan penjualan, manufaktur, dan distribusi minuman terkemuka yang berdiri sejak Januari 1992 dan telah beroperasi di Indonesia selama 25 tahun.


Baca Juga:  UKM Ramaikan CSR Award 2017


CCAI merupakan anak perusahaan dari Coca-Cola Amatil (CCA), salah satu pembotolan Coca-Cola terbesar di dunia, yang berkantor pusat di Sydney, Australia, dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Australia.


CCAI mengoperasikan delapan fasilitas manufaktur di Sumatera, Jawa dan Bali, mempekerjakan dari 10.000 tenaga kerja, dan mendistribusikan jutaan minuman menyegarkan untuk lebih dari 720.000 outlet di seluruh Indonesia.


Diatur oleh empat pilar keberlanjutan terintegrasi: Our People, Our Wellbeing, Our Environment dan Our Community—CCAI telah menjalankan berbagai inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) seperti Coca-Cola Forest, Coke Kicks, bantuan pendidikan, donor darah, dan City Clean-Up, yang semua tumbuh bersama bisnis di seluruh Indonesia.(IH)


0 komentar

26 Peserta Lolos Tahap Laporan Lampung CSR Award

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Sebanyak 26 peserta lolos dalam tahap penilaian laporan Lampung Corporate Social Responsibility (CSR) Award 2017 usai masuk tahap presentasi pada 12—13 Oktober di Gedung Pascasarjana Universitas Bandar Lampung.

Peserta tahun ini tidak hanya dari perusahaan besar, tetapi juga dari usaha kecil menengah (UKM) ikut dalam ajang apresiasi Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo.

Menurut Ketua Forum CSR Lampung Saptarini, seyogianya tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR bukan hanya dilakukan perusahaan besar, melainkan juga UKM bahkan UMKM. Selama ini mereka sudah melakukan, tetapi tidak menyadari kegiatan yang mereka lakukan itu adalah bagian CSR.

"Untuk perusahaan, penilaian meliputi kesinambungan, pelaksanaan, dan manfaat program CSR baik dari perusahaan, masyarakat, lingkungan, ekonomi, maupun pembangunan daerah. Untuk UMKM penilaian terbatas pada proses bisnis internal berkelanjutan, seperti proses bisnis ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat sekitar, dan pemberdayaan kearifan lokal," kata Saptarini di Bandar Lampung, Jumat (13/10/2017).

Dia mengatakan selama ini pemahaman CSR hanya sebatas charity, bantuan dana atau program kemitraan, dan bina lingkungan (PKBL) untuk masyarakat.

Hal itu menyebabkan CSR rawan disalahgunakan, seperti terungkap dalam beragam kasus yang diekspos media, termasuk berita yang melibatkan bupati Cilegon.

"Di Lampung kecenderungan penyalahgunaan juga rawan terjadi. Kami menerima beberapa informasi tentang adanya kebijakan pemerintah daerah, di mana perusahaan diarahkan memberi dana CSR yang dikaitkan dengan perizinan. Karena itu, Forum CSR Lampung (FCL) juga melakukan berbagai sosialisasi dan kerja sama baik ke pelaku usaha, instansi pemerintah, maupun organisasi profesi," kata dia.

Rini menambahkan dengan adanya award tersebut, diharapkan bisa menjadi semangat dan wadah bagi pelaku usaha mengevaluasi dan mengukur manfaat CSR, yang bukan sekadar uang yang ditebar.

"Tahun ini lebih dari 512 program masuk dalam pelaporan CSR, dengan tim penilai dari tingkat nasional, NCSR, A+CSR, Binus, juga akademisi Lampung dari Unila dan UBL, serta instansi di tingkat provinsi, antara lain Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dan lainnya," kata dia. 

Artikel ini telah tayang di Lampost.co pada tanggal 2017-10-14 05:30:00 
Judul : "26 Peserta Lolos Tahap Laporan Lampung CSR Award" 

Sumber : http://www.lampost.co/mobile/berita-26-peserta-lolos-tahap-laporan-lampung-csr-award
Dilindungi DMCA (Digital Millennium Copyright Act) Title 17 Chapter 512 (c)(3).

0 komentar

Bappeda : Persiapan Lampung CSR Award 2017

Bandar Lampung - Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penentuan kebijakan dan program perusahaan. Bagi perusahaan CSR menjadi salah satu bagian dari  strategi yang dilakukan untuk menciptakan berkelanjutan usaha dan berkembang dengan cara-cara yang etis dan harmonis dengan para pemangku kepentingannya.

Lampung CSR Award 2017 merupakan suatu bentuk penghargaan dan apresiasi bagi pelaku dunia usaha yang telah melaksanakan CSR di Lampung dengan baik, benar dan terukur, sesuai dengan kriteria untuk menunjang peningkatan IPM ( Index Pembangunan Manusia ) di Lampung yang dijabarkan dalam 4 bidang pembangunan masing-masing  Lingkungan, Pendidikan,Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.

Untuk itu sebagai bentuk evaluasi dan apresiasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di Provinsi Lampung, Pemerintah Provinsi Lampung bersama dengan Forum CSR Provinsi Lampung akan menyelenggarakan Lampung CSR Award 2017.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Tim Fasilitasi Bappeda Provinsi Lampung, KADIN Provinsi Lampung dan Forum CSR Lampung ini dihadiri oleh BI Lampung, Dinas Perindustrian, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perdagangan, Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pariwisata, Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Ketua Forum CSR Lampung, Ayi Ahadiat dan Asrian Hendi Caya selaku Tim Teknis Provinsi Lampung, Yusuf Sulfarano Barusman selaku Dewan Pengarah Forum CSR Lampung.

Ketua Forum CSR Lampung Saptarini berharap dengan dilaksanakannya penghargaan ini bisa memotivasi perusahaan untuk semakin terbuka, memberikan pemahaman ke perusahaan untuk jangan takut CSR, jangan takut untuk berbuat baik, dan jangan takut berkalaborasi dengan pemerintah. 

Nantinya Penerima Penghargaan adalah dunia usaha yang beroperasi di Lampung, taat hukum telah melaksanakan program CSR dan melaporkannya kepada panitia LCA 2017. Adapun bidang dan kategori penghargaan dibagi menjadi 3 kategori yakni; bidang lingkungan, ekonomi, dan sosial yang masing-masing akan memperoleh predikat silver, gold, dan platinum. 

Selain 3 kategori bidang tersebut, nantinya akan ada penghargaan untuk bidang UKM (Usaha Kecil Menengah) yang masing-masing akan memperoleh predikat silver, gold, dan platinum.  

Untuk Tim penilai akan melibatkan Tim Penilai Pusat, Daerah, dan Akademisi dan Rencananya malam penganugerahan Lampung CSR Award 2017 akan dilaksanakan pada 18 Oktober 2017 di Swiss Belhotel Lampung.

Bobby Irawan selaku Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda berharap dengan adanya apresiasi dari pemerintah untuk setiap pelaku usaha yang telah berperan dalam upaya menciptakan pembangunan berkelanjutan untuk Lampung melalui program Corporate Social Responsibility akan mendorong kesadaran para stakeholder lainnya menjadi warga industri yang baik untuk meningkatkan masyarakat Lampung yang sejahtera

Sumber Berita: http://www.bappeda.lampungprov.go.id/berita-lampung-csr-award-2017.html#ixzz5CvHPbEoe 

Senin, 16 April 2018 0 komentar

Santori Raih Lampung CSR Awards Kategori 'Inspiring Program'

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Santosa Agrindo unit Feedlot Bekri menyabet penghargaan LAMPUNG CSR Awards untuk kategori Inspiring Program. 

Penghargaan tersebut diberikan kepada SANTORI karena program yang dilaksanakan berpotensi untuk memberikan dampak positif dan mengkuti prinsip kolaborasi dan keberlanjutan.

“Program bawang yang dilakukan oleh SANTORI mendapatkan kategori inspiring program. Kategori ini kami berikan untuk inisiatif yang menjunjung kolaborasi dan keberlanjutan namun masih pada tahap awal. Apabila terus dilaksanakan secara serius maka bisa jadi tahun depan mendapatkan Awards seperti beberapa contoh perusahaan lain pada tahun-tahun sebelumnya,”ujar Dr V Saparini, Ketua Forum CSR Lampung dalam pernyataan persnya, Jumat(20/10/2017).

Saptarini menjelaskan aspek terutama yang dilihat oleh Forum CSR adalah prinsip kolaborasi dan keberlanjutan. 

Penekanan pada dua aspek tersebut menurutnya akan membuat program CSR lebih bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.

“Program CSR tidak harus dilihat dari sisi uangnya. Tetapi lebih penting aspek kolaborasi, sejuhmana berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah dan masyarakat. Agar program benar-benar memberikan manfaat kepada masyarakat,”kata Saptarini. 

Lebih lanjut Saparini menjelaskan keunggulan program bawang yang dilaksanakan oleh SANTORI adalah mendukung program pemerintah baik nasional atau daerah untuk pemenuhan produksi bawang nasional. 

Hal tersebut menurutnya menjadi salah satu point penting dalam penilaian. 

“Integrasi dengan program pemerintah merupakan faktor yang kami perhatikan, dan kami lihat upaya yang dilakukan santori juga mengintegrasikan dengan tujuan pemerintah. Selain integrasi dengan program pemerintah dan kegiatan bisnis, santori juga membangun kerjasama dengan universitas hal tersebut menunjukkan risetnya juga sudah mengikuti kaidah akademik,” imbuhnya.

Menurut Ketua Forum CSR Lampung ini, program yang dilaksanakan perusahaan alangkah baiknya mengedepankan prinsip berkelanjutan. 

Berkelanjutan berarti harus mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.

“Program harus mempertimbangkan integrasi antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan agar terus berkelanjutan. Berkelanjutan bukan berarti tiap tahun ada kegiatan. Tetapi program benar-benar memberikan memperhatikan kebutuhan masyarakat, memberikan manfaat pertumbuhan ekonomi dan juga mendukung pelestarian lingkungan,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan prinsip keberlanjutan penting untuk menjadi dasar perencanaan program perusahaan agar program bisa sejalan dengan model bisnis perusahaan tetapi juga memberikan dukungan kepada masyarakat dan pemerintah.

Sementara itu JAPFA juga berupaya agar program CSR yang dilakukan berjalan secara berkelanjutan, hal tersebut dilakukan sejak perencanaan program sehingga program memang bisa sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat terintegrasi dengan kegiatan usaha.

R. ARtsanti Alif, VP Head of Social Invesment Department and Corporate Communications JAPFA mengatakan pendekatan berkelanjutan nantinya akan membuat program yang dilaksanakan dapat memandirikan dan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi usaha.

Lebih lanjut menurut Artsanti prinsip kesinambungan yang dilaksanakan dalam program CSR juga bertujuan untuk menguatkan infrastuktur kelembagaan di masyarakat. 

Hal tersebut bisa dicapai dengan perencanaan program yang baik dan diintegrasikan dengan model kegiatan usaha.

“Karena usaha JAPFA di Anak Tuha adalah peternakan, maka kami mendorong kegiatan ekonomi dari pertanian yang harapannya bisa menumbuhkan kegiatan di masyarakat yang terintegrasi dengan kegiatan bisnis di bidang peternakan,” ujar Artsanti. 

“Melalui upaya ini kami ingin mewujudkan motto JAPFA untuk Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama. Kehadiran unit usaha JAPFA juga memberikan manfaat positif bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha,” tutupnya. (tribun news) 


0 komentar

Pemprov Lampung Gelar CSR Award 2017

Bandar Lampung (ANTARA Lampung) - Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Corporate Social Responsibility (CSR) Award bagi perusahaan dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mewujudkan bisnis berkelanjutan dan peduli pada lingkungan sekitar, kata Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, di Bandarlampung, Kamis.


Pemprov Lampung melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung kembali menggelar Lampung CSR Award 2017 memperebutkan Piala Gubernur. 

Penganugerahan itu dijadwalkan bersama Konferensi Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), pada 18 Oktober 2017, Bandarlampung.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengajak seluruh perusahaan berpartisipasi mengikuti acara ini sebagai wujud ikut membangun Lampung. 

Menurut Ridho sejak 2016, Pemprov membentuk Forum CSR Lampung untuk mendukung kegiatan CSR perusahaan. Penganugerahan Piala Gubernur pertama Lampung CSR Award berlangsung 26 Juli 2016.

"Alhamdulillah daya saing Lampung naik dari posisi 25 menjadi ke-14 dan Lampung berhasil meraih penghargaan daerah yang tercepat mengatasi konflik. Ini semua tentu juga ikut disumbangkan kalangan pengusaha baik swasta maupun BUMN," kata Gubernur Ridho.

Menurut dia, tujuan kegiatan CSR adalah untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan, untuk mensinergikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi pada proses bisnis sekaligus mendekatkan perusahaan terhadap konsumen dan lingkungan. 

Gubernur Ridho mengapresiasi makin banyak perusahaan terlibat program CSR, baik yang dilaporkan atau belum.

"Saya belum pernah dengar ada yang bangkrut karena rajin beramal. Jadi, saya mengajak agar perusahaan terus meningkatkan kapasitas CSR agar lebih banyak masyarakat menerima manfaat, terutama di bidang pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan," kata Ridho pula.

Gelaran Lampung CSR Award 2017, menurut Kepala Bappeda Provinsi Lampung Taufik Hidayat, terdiri tiga kriteria yakni lingkungan, ekonomi, dan sosial SERTA sustainable award. Selain itu, tahun ini juga diberikan penghargaan untuk UMKM. Masing-masing kategori terdiri dari silver, gold, dan platinum award, kecuali sustainability hanya satu award.

"Kegiatan ini adalah bentuk apresiasi gubernur Lampung untuk memotivasi perusahaan peduli terhadap keberlanjutan, sehingga pembangunan yang dilakukan saat ini tidak berdampak negatif pada generasi yang akan datang. Kepedulian perusahaan untuk bisnis yang berkelanjutan otomatis juga berdampak pada kemajuan pembangunan," kata Taufik Hidayat pula.

Perusahaan penerima Piala Gubernur Lampung itu, kata Taufik, adalah dunia usaha yang beroperasi di Lampung, taat hukum, melaksanakan program CSR, dan melaporkannya ke panitia yang tahun ini dipimpin Rektor Universitas Bandarlampung Yusuf Sulfarano Barusman. 

Pada jajaran sekretaris dan wakil ketua panitia diisi para rektor, wakil rektor, dan pengurus perguruan tinggi seperti Universitas Lampung, Universitas Malahayati, IBI Darmajaya, serta Universitas Teknokrat Indonesia.

Tim penilai melibatkan pusat, daerah, dan akademisi. Kegiatan ini dilaksanakan Tim Fasilitasi Bappeda Provinsi Lampung dan Forum CSR Lampung. 

Rangkaian kegiatan dimulai 19 September 2017. Penilaian dimulai dengan verifikasi laporan peserta (8-10 Oktober), seleksi presentasi (12-13 Oktober), peninjauan lapangan (14-15 Oktober), dan malam penganugerahan Piala Gubernur pada 18 Oktober 2017.

Partisipasi perusahaan melaporkan kegiatan CSR menurut Ketua Forum CSR Lampung Saptarini, terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun Forum CSR Lampung selama periode Januari-Oktober 2017, jumlah program tercatat 503 dan yang ikut CSR sebanyak 53 perusahaan.

(ANTARA)

Editor : Samino Nugroho


0 komentar

Inilah Para Pemenang Lampung CSR Award 2017

Saibumi.com, Bandar Lampung - Malam Penganugerahan Lampung CSR Award (LCA) 2017 sukses dihelat bertempat di ballroom Swiss-belhotel Lampung, Rabu 18 Oktober 2017.

Ketua Penyelenggara Lampung CSR Award 2017 Yusuf Barusman mengatakan Lampung dikenal sudah banyak dikenal untuk berbagai sektor, mulai pariwisata, komuditas, pertanian, investasi dan masih banyak lagi.

Dibawah pemerintahan saat ini Lampung.
Meski, Ekonomi Lampung tumbuh diatas nasional, tetapi ada kekhawatiran adanya ketimpangan kualitas SDM, sosial dan ekonomi. Maka dengan adanya bahasan hari ini Kebijakan Ekonomi dalam Mengatasi Kesenjangan, dapat memberikan masukan dan solusi yang dapat dilakukan sebagai transformasi.

"Dari berbagai problem tersebut, Perusahaan di Lampung sudah mulai berkontribusi aktif dengan berbagai masalah kesenjangan yang terjadi. Dibawah bimbingan Gubernur Lampung bersama Forum CSR Lampung dan Bappeda Provinsi Lampung memberikan arahan dalam aktivitas CSR pembangunan yang berkelanjutan," ujar tokoh yang juga sebagai Dewan Penasehat Forum CSR Lampung. 

Ketua Forum CSR Lampung Saptarini mengatakan Lampung CSR Award bukan tentang menang atau kalah. "Karena semua peserta, semua perusahaan yang sudah melakukan dan menyampaikan laporan sebagai bentuk komitmen kepada stakeholder, sudah menjadi pemenang, Karena ber CSR adalah sebuah kehormatan," ujarnya. 

Adanya award ini, lanjut dia, juga diharap bisa menjadi semangat dan wadah bagi pelaku usaha untuk melakukan evaluasi dan mengukur  pertumbuhan pembangunan berkelanjutan, mengukur CSR yang bukan sekedar uang yang ditebar.

Dalam penilaian CSR berkelanjutan ialah kesuksesan perusahaan diukur dengan 3 aspek, yaitu people, planet dan profit. Untuk Perusahaan, penilaian meliputi kesinambungan, pelaksanaan dan manfaat program baik dari perusahaan, masyarakat, lingkungan, ekonomi maupun pembangunan daerah. Sedangkan UMKM penilaian terbatas pada proses bisnis internal berkelanjutan, seperti proses bisnis ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat sekitar, dan pemberdayaan kearifan lokal. 

Tahun ini dari 33 peserta yang mengikuti LCA  sudah terdata lebih dari 512 program dan tersaring menjadi terdiri dari sosial, lingkungan dan ekonomi. Dan,  pemenang katagori sosial ialah predikat platinum PT Sumber Indah Perkasa,  predikat gold RSIA Anugerah Medical Center Metro dan predikat silver PT Astra Daihatsu Ahmad Yani. 

Pemenang katagori ekonomi, predikat platium jatuh kepada PT Great Giant Food,  predikat gold PT Telkom Indonesia, predikat silver PT PLN (Persero). Kemudian katagori lingkungan, predikat platinum PT CCAI,  katagori gold PT Bukit Asam dan katagori silver PT Tirta Investama (Aqua). 

 
Dan, terakhir penghargaan katagori tertinggi dalam LCA Award ialah Sustanbility Award jatuh kepada PT Nestle Indonesia Panjang Factory yang berhasil mempertahankan prestasinya pada LCA 2017. Dan, runner up katagori Sustanbility Award jatuh kepada PT Great Giant Food. (*)

Sumber Berita: http://www.saibumi.com/artikel-85509-inilah-para-pemenang-lampung-csr-award-2017.html#ixzz5CqQTqzRV 

 
;