SEBAGAI langkah awal persiapan jelang Lampung CSR Award (LCA) 2018 yang akan bertransformasi menjadi Lampung Sustainability Award (LSA), Forum CSR Lampung (CSR) mengadakan pertemuan khusus membahas dua agenda rapat.
PT Nestle Indonesia Factory Panjang yang merupakan penerima penghargaan dari LCA 2017 katagori Sustainbility Award menjadi tuan rumah pertemuan kedatangan tim FCL dan Bappeda Provinsi Lampung, Jumat (16/4).
Ketua Forum CSR Lampung (FCL) Saptarini memaparkan dalam kunjungan ke PT Nestle Indonesia Factory Panjang Lampung secara garis besar ada dua hal yang dibahas. Pertama sesi sharing ide CSR dan sesi kedua diinisiasi langsung oleh Bappeda Provinsi Lampung dalam rangka perkembangan dan evaluasi pelaksaanaan LCA 2017.
"Dalam sesi pertama yaitu sharing ide CSR, memang hampir selalu ada dalam pertemuan FCL kepada para perusahaan dan UMKM perserta LCA. Tujuannya memang untuk memberi inspirasi dan informasi kepada teman-teman perusahaan dalam menyusun program CSR di perusahaannya,"jelas Rini begitu perempuan ini disapa.
Dalam sesi pertama sharing ide, turut menggandeng Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dan TP4K yang memaparkan ide CSR bagi komunitas hutan kemasyarakatan di Lampung Barat. Dengan menjelaskan beragam potensi yang dikembangkan sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan.
Lebih lanjut, Rini memaparkan dalam sesi kedua di inisiasi oleh Bappeda Provinsi Lampung untuk evaluasi dan mendapat masukan terkait pelaksanaan dan evaluasi LCA. Dalam kunjungan ini khusus dihadiri oleh perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan Lampung CSR award 2017, antara lain Nestle, GGF, Cocacola, PT.BA, Telkom, Daihatsu, RSIA Metro, Elty Hotel, dan beberapa UKM.
Dari beragam perusahaan termasuk UMKM, Bappeda memberikan masukan terkait perbaikan sistem dan indikator penilaian LCA yang namanya diubah menjadi Lampung Sustainability Award (LSA) 2018.
"Tujuan sesi ini ialah untuk membangun minat lebih banyak lagi perusahaan. Baik dari swasta, BUMN, UKM dan Badan Usaha lainnya yang malaksanakan tanggung jawab sosial untuk berpartisipasi dalam bisnis dan pembangunan yang berkelanjutan,"jelasnya.
Banyaknya partisipan LCA, tentu selain membantu pemerintah dalam memberikan apresiasi terhadap perusahaan yang menjalankan bisnis dengan bertanggungjawab, juga agar dampak dari program lebih mudah dipetakan.
Selama ini perusahaan sudah banyak berbuat bagi pembangunan melalui program CSR, namun sayangnya belum terukur. Informasi program akan membantu memudahkan akademisi dan pemerintah memetakan manfaat program CSR yang ada akhirnya juga akan bermanfaat sebagai bahan perusahaan untuk mengoptimalkan manfaat kegiatannya. (tim)
0 komentar:
Posting Komentar